Epit dan Kawan - kawan di Kota Baru Ende Panen Sorgum 10 Ton
Kelompok Tani Mae Welu di Desa Kota Baru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) memanen sorgum di lahan mereka di Kota Baru
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Kelompok Tani Mae Welu di Desa Kota Baru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) memanen sorgum di lahan mereka di Kota Baru, seluas 2 hektare.
Panen sudah dimulai pekan lalu pasca badai Seroja. Beruntung tanaman Sorgum mereka tidak terdampak badai tersebut.
"Kami sudah panen mulai minggu lalu, sekarang kami tinggal bersihkan dari kulitnya. Hasil panen 10 ton, nanti kalau sudah dibersihkan, tinggal bulir Sorgum sisanya sekitar 5 ton," kata Epit Wangge, ketua kelompok Tani Mae Welu, Kamis (15/4/2021).
Epit mengatakan saat ini jumlah kelompok Tani Mae Welu mencapai 20 an orang. Menurutnya, Sorgum tersebut akan dikonsumsi sendiri dan dijual dengan harga Rp. 20 ribu per Kilogram.
Baca juga: Pemda Lembata Akan Pakai Skema Huntara Bagi Korban Bencana yang Rumahnya Rusak
Baca juga: Lama Pengerjaan Rumah Relokasi Bergantung Spesifikasi Rumah
Epit menceritakan, Sorgum ini seringkali dicari oleh penderita diabetes. Menurutnya berdasarkan kesaksian para pembeli bahwa dengan mengkonsumsi Sorgum bisa atasi diabetes.
Dia katakan, Sorgum, bukan tanaman pangan baru di Kabupaten Ende. Namun di era tahun 1980 - 1990, tanaman serba guna ini perlahan - lahan 'lenyap'.
Padahal Sorgum, selain sumber pangan, juga untuk pakan ternak dan bahan baku industri. Tidak hanya itu, mengonsumsi Sorgum bagus untuk penderita diabetes karena bisa menurunkan gula darah.
Epit pada 2014 silam, setelah mempelajari dan mendapat informasi tentang Sorgum, berinisiatif budidaya Sorgum.
Baca juga: 10 Hari Pasca Bencana, Pemerintah Pastikan Total Korban Siklon Seroja di NTT
Baca juga: Promo Hypermart Besok 16 April 2021, Belanja Lewat GrabMart Ada Diskon Hingga 75 Ribu
Epit bergerak bersama kelompok tani 'Mae Welu' yang meraka bentuk sejak 2012, untuk program menanam manggrove di pesisir pantai di Kecamatan Kota Baru.
Epit dan kawan-kawan mengolah lahan secara tradisional untuk tanam Sorgum. Panen perdana, hasilnya mencapai 10 Ton. "Pengolahan tidak pakai mesin, kami pakai tumbuk saja, tidak ada mesin," kata Epit.
Lanjutnya Sorgum tersebut dikonsumsi sendiri dan dijual. Menurutnya, banyak masyarakat di Kota Ende, Ibu Kota Kabupaten Ende yang memesan Sorgum.
Dia katakan, Sorgum serba guna, akar hingga bulir Sorgum bisa dimanfaatkan. Daun Sorgum dimanfaatkan untuk pakan ternak, sementara batangnya bisa untuk bahan baku gula, namun belum belum dikembangkan.
"Sebenarnya Sorgum ini bukan baru. Dia tanaman serba guna akar hingga bulirnya bisa dimanfaatkan. Waktu saya masih kecil tahun 80an, biasa makan juga. Seiring berjalan waktu orang tidak lagi tanam atau budidaya," kata Petrus.
Epit menceritakan, para penderita diabetes banyak yang memesan Sorgum, untuk turunkan gula darah. "Banyak yang beri kesaksian, rajin konsumsi Sorgum, sembuh," ungkapnya.
Melihat perkembangan budidaya Sorgum bagus, Epit pada 2016 membangun komunikasi dengan pihak Dinas Pertanian Kabupaten Ende, agar budidaya Sorgum didukung. Namun, kata Epit, tidak direspon.
Menurutnya, pihak Dinas perhatian beralasan budidaya Sorgum tidak masuk dalam program pemerintah. Kendati demikian, Epit dan kawan-kawan tetap semangat menanam Sorgum hingga saat ini. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)