Bencana Alam di NTT

Pimpinan Unit di Undana Diminta Membuat Rencana Renovasi Bangunan

Seluruh pimpinan unit di lingkungan Universitas Nusa Cendana (Undana) dimita agar segera membuat rencana renovasi (RR) dan rencana anggaran biaya

Penulis: Paul Burin | Editor: Agustinus Sape
ISTIMEWA
Rektor Undana, Prof. Fredrik L. Benu ketika membahas sejumlah kerusakan di Undana akibat Badai Seroja, didampingi Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam; Warek Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Ir. Jalaludin, M. Si; Warek Bidang Kemahasiswaan, Dr. Siprianus Suban Garak; Warek Bidang Kerja Sama dan Alumni, Ir. I Wayan Mudita, M. Sc dan Direktur Pengembangan Kawasan Permukaman Ditjen Cipta Karya, Johannes Wahyu di Auditorium Undana, Senin, 12 April 2021. 

Ia menyebut, Undana saat ini tengah berupaya menyiapkan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di lingkungan Undana. Karena saat ini tempat pembuangan akhir (TPA) yang dimiliki Kota Kupang sudah tidak lagi menampung sampah-sampah pascabadai seroja.

Menurutnya, Undana harus memberi contoh terkait pengolahan sampah organik. Sehingga Undana tidak perlu membuang atau menambah masalah sampah di Kota Kupang.

Selain itu, beberapa ranting pohon gamal, sambung dia, bisa dijadikan sebagai biomass co-firing PLN. Untuk itu, ranting dan dahan gamal tidak perlu diambil karena akan dijual ke PLN.

Tinjau Beberapa Lokasi

Direktur Pengembangan Kawasan Permukaman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Johannes Wahyu pada kesempatan itu mengatakan, pihaknya ditugaskan Kementerian PUPR untuk meninjau beberapa lokasi di NTT yang terdampak badai seroja, termasuk kampus Undana.

“Saat ini kami meninjau langsung kerusakan di beberapa kabupaten seperti Lembata, Flores Timur maupun Alor. Kami juga ikut melihat langsung kerusakan di Kampus Undana,” ungkap Wahyu.

Menurutnya, hal yang paling penting dari tinjauannya adalah soal keselamatan dan keamanan.

“Bagaimana keselamatan orang dan keamanan gedung. Meski secara desain sudah dibangun dengan baik, tetapi kekuatan angin memang tidak bisa diprediksi,” ujarnya.

Ia menambahkan, Cipta Karya memiliki formula dan analisis terhadap kerusakan pemukiman dan gedung-gedung pemerintah yang dihantam badai seroja.

Karena itu, usai meninjau sejumlah kerusakan di Undana, pihaknya akan melaporkan ke Menteri PUPR terkait seberapa besar kerusakan sehingga menjadi pertimbangan PUPR dalam melakukan penganggaran.

(*/Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Burin)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved