Rote Ndao Terkini
Strategi Jitu Rote Ndao, Genjot Ekonomi Kreatif dengan OVOP dan Kolaborasi Pentahelix
Penelitian ini juga menegaskan pentingnya sinergi antar unsur Pentahelix yang terdiri dari: Pemerintah, sebagai fasilitator dan pengarah kebijakan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Kabupaten Rote Ndao yang dikenal dengan potensi kelautannya kini mulai melangkah lebih strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
Melalui pendekatan One Village One Product (OVOP) dan kolaborasi model Pentahelix, penelitian yang dilakukan tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Nusa Cendana (Undana) menawarkan formula pembangunan ekonomi desa yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. I Komang Arthana, SE., M.Si., Ak., CA., CFrA bersama tim peneliti Dr. Viktorianus Mahendra Da Lopez, S.T., M.M., Ni Putu Nursiani, S.E., M.M., Yonas Ferdinand Riwu, S.Si., M.Sc., dan Juendiny Chrisna Ekasa Tualaka, S.E., M.Ak., dilakukan sejak Maret 2025 dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga media.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rote Ndao memiliki potensi kelautan dan perikanan yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi produk unggulan bernilai tambah tinggi.
Namun, pengembangan potensi tersebut masih terkendala oleh pola kerja masyarakat yang cenderung individualistik dan minim koordinasi.
Baca juga: Dosen Agroteknologi Faperta Undana Terapkan TTG Pengolahan Komoditi Pertanian di Desa Oelnasi
“Potensi besar ini belum dimanfaatkan secara optimal karena masih kuatnya pola kerja individualistik. Akibatnya, produk yang dihasilkan belum memiliki daya saing di pasar yang lebih luas,” ujar Dr. I Komang Arthana, Senin (13/10/2025).
Strategi pengembangan OVOP, menurut hasil riset, harus dilakukan secara menyeluruh, mulai dari identifikasi potensi, pelatihan teknis, penguatan kelembagaan, hingga perluasan akses pasar.
Pendekatan ini perlu berbasis riset, teknologi tepat guna, narasi lokal, serta kebutuhan pasar.
“Keterbatasan kapasitas pelaku lokal, minimnya teknologi pengolahan, dan lemahnya koordinasi antar sektor masih menjadi kendala utama,” ujar Arthana.
Penelitian ini juga menegaskan pentingnya sinergi antar unsur Pentahelix yang terdiri dari: Pemerintah, sebagai fasilitator dan pengarah kebijakan.
Baca juga: Peneliti FEB Undana Sebut Kelayakan Budidaya Rumput Laut di Rote Barat Perlu Dikembangkan
Akademisi, penyedia riset dan inovasi dan media promotor dan pengawas transparansi. Selain itu Komunitas sebagai penggerak ekonomi lokal, dan pelaku usaha, pembuka akses pasar dan investasi.
“Kejelasan peran dan konsistensi pelaksanaan menjadi kunci keberhasilan program OVOP di Rote Ndao,” ungkap Arthana.
Riset juga menyoroti pentingnya koordinasi yang terstruktur melalui forum kolaboratif rutin dan terbuka.
Hambatan seperti ego sektoral, birokrasi lambat, dan minimnya pemahaman lintas sektor disebut masih menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi.
Baca juga: Siswa SMKN 1 Lobalain Kabupaten Rote Ndao Dapat Penyuluhan Hukum dari Dosen FH Undana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.