Banjir Bandang Adonara

Menteri Risma: Korban Bencana di NTT Dapat Santunan Meninggal Rp 15 Juta, Luka-luka Rp 5 Juta

Di balik bencana yang menimpa korban jiwa di Adonara dan Lembata, Menteri Sosial, Tri Rismaharini datang memberikan penguatan.

Editor: Frans Krowin
istimewa
Bencana banjir bandang di Waiwerang Pulau Adonara, Floers Timur - NTT 

Di kawasan bencana, kata Syafii, Tagana bertugas melakukan pendataan korban, evakuasi korban ke tempat aman khususnya kepada kelompok rentan yang terdiri atas lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.

Tagana juga membantu melakukan pendistribusian logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana banjir.

“Logistik bersumber dari Gudang Dinas Sosial Provinsi NTT dan Gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur serta belanja langsung,” katanya.

Tagana juga melakukan pendataan ahli waris korban meninggal dunia dan Luka-luka untuk pemberian santunan.

Raskal datang dari Lewoleba ke desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape Senin 5 April 2021 sore, hanya untuk satu tujuan, menemukan jasad ibu mertuanya dan keluarga lainnya.
Raskal datang dari Lewoleba ke desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape Senin 5 April 2021 sore, hanya untuk satu tujuan, menemukan jasad ibu mertuanya dan keluarga lainnya. (POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo)

Update Korban

Sementara itu, menurut data hingga Senin 5 April 2021 malam, Doni menyebut sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang pada bencana banjir bandang di NTT.

"Suatu angka yang besar sekali," kata Doni.

Doni menambahkan, langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan mulai dari Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, relawan lokal untuk mencari dan menemukan jenazah yang masih belum ditemukan.

Bibit Siklon Tropis

Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya siklon tropis pada Senin (5/4/2021) pukul 01.00 WIB dini hari.

Adapun siklon ini berkembang dari bibit siklon yang sudah dideteksi sejak 2 April 2021 lalu.

"Saat bibit saja sudah menimbulkan bencana, apabila benar-benar menjadi siklon, maka dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat risikonya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Minggu 4 April 2021.

Baca juga: Warga Leudanung Lembata Gotong Royong Cari Korban Bencana

Baca juga: Update Korban Banjir Bandang Adonara Flores Timur, Basarnas: 69 Korban Ditemukan Meninggal Dunia

Masyarakat terutama yang ada di NTT, dikatakan Dwikorita, diminta waspada terhadap cuaca buruk yang akan terjadi dan masih berlanjut.

"Jadi BMKG sebagai Jakarta Tropical Cyclone Warning Center sejak 2 April sudah mendeteksi adanya bibit siklon tropis 99s yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawuh NTT," lanjutnya.

"BMKG telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak 2 April yang lalu," tambah Dwikorita.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Santunan Korban Banjir di NTT, Meninggal Dunia Rp 15 Juta, Luka-luka Rp 5 Juta

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved