Tuan Guru Bajang Sebut SBY Pernah Termakan Hoax Gegara Masalah Ini, Ada Kaitan dengan Jokowi? Begini
Tuan Guru Bajang, sapaan familiar mantan Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, pernah mengungkapkan hal mengejutkan tentang SBY.
POS-KUPANG.COM -- Tuan Guru Bajang, sapaan familiar mantan Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, pernah mengungkapkan hal mengejutkan tentang SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono.
Dia mengatakan, suatu hari di beberapa tahun lalu, Susilo Bambang Yudhoyono pernah termakan kabar hoax tentang Bandara Internasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Kabar tentang SBY yang termakan hoax itu, ketika Presiden Jokowi melalui SK Menteri Perhubungan mengabadikan nama Bandara Internasional Lombok dengan nama pahlawan nasional NTB.
Bandara Internasional di Lombok, NTB itu beri nama Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, satu-satuhnya pahlawan nasional di daerah itu.
Baca juga: Partai Demokrat Hadapi Prahara Baru, SBY dan AHY Didesak Segera Minta Maaf Ke Presiden, Lho Ada Apa?
Baca juga: Mengejutkan, Ngabalin Tegas Bilang Begini kepada SBY Soal Partai Demokrat, Apa yang Terjadi?
Saat itu, Tuan Guru Bajang mengatakan masyarakat Lombok bahkan NTB umumnya berterima kasih kepada Presiden Jokowi karena mengabadikan nama bandara itu dengan nama satu-satunya pahlawan nasional di NTB.
Nama Bandara itu, yakni Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Pasca penetapan nama pahlawan sebagai nama bandara itu, diikuti dengan rencana peresmiannya oleh Presiden Jokowi..
Tuan Guru Bajang menegaskan, Bandara Internasional Lombok diresmikan beroperasinya oleh Presiden SBY pada 20 Oktober 2011 silam.
"Pada saat itu, Pak SBY menandatangani prasasti peresmian Bandara. Namun tentu saja bukan berarti prasasti Pak SBY akan dicopot sebagaimana yang Pak SBY sampaikan. Pemerintah dan Masyarakat Lombok tidak pernah ada keinginan seperti itu."
Zainul menjelaskan peresmian operasional bandara adalah satu hal, penetapan nama bandara dengan nama pahlawan nasional adalah hal lain. Itu dua hal yang berbeda.
"Saya sangat menyayangkan Pak SBY diberi kabar hoax mengenai rencana pencopotan prasasti, hingga mengeluarkan statemen yang keliru."
Gubernur NTB mengatakan tidak ada yang berniat menghilangkan jejak Presiden SBY.
"Jasa beliau dihargai, sehingga tidak perlu ada yang sensi. Saya pastikan Pak Jokowi bukan orang yang suka menafikan jasa pemimpin sebelumnya, bahkan beliau selalu mengapresiasi karya pendahulunya."
SBY Meresmikan BIL Lombok
KALA itu Kamis (20/10/2011) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Bandara Internasional Lombok (BIL).
BIL adalah satu-satunya bendara berskala internasional di NTB sebagai pengganti bandara lama Selaparang.
Bandara Selaparang dianggap sudah tidak mampu lagi menampung penumpang yang terus meningkat setiap tahunnya.
Bandara ini menempati area seluas 551 hektar atau delapan kali lipat dari luas bandara lama.
Dalam sambutannya Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi menjelaskan bahwa selesainya pembangunan Bandara Internasional Lombok merupakan bukti bahwa Provinsi NTB bisa maju dan akan terus maju.
"Insya Allah terwujudnya Bandara Internasional Lombok adalah babak baru peningkatan perekonomian warga secara umum dan peningkatan pariwisata yang kami optimis akan segera tercapai karena kini kami telah memiliki pintu gerbang bagi dunia internasional untuk menyaksikan NTB, salah satu tujuan wisata terindah di Indonesia, bahkan dunia."
Zainul menegaskan pada tanggal 27 Mei 2011, Presiden telah mencanangkan MP3EI dimana Provinsi NTB berada dalam koridor lima bersama NTT dan Bali dengan program utama sebagai pintu gerbang pariwisata dan penyangga lumbung pangan nasional.
Baca juga: Marzuki Alie Sebut Keputusan Pemerintah Sudah Tepat Tolak Demokrat versi Moeldoko, Lho Kok Mbalelo?
Baca juga: AHY Puas, Pemerintah Tak Akui Moeldoko: Sudah Saya Bilang, Saya Ketua Umum Partai Demokrat Yang Sah
"Insya Allah dengan beroperasinya bandara ini akan mampu menjadi pintu masuk investasi dan menjadi kawasan ekonomi baru bagi pengembangan pariwisata, utamanya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu wujud nyata pengembangan MP3EI tersebut," ujar Zainul ketika itu.
Sementara Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan dalam laporannya mengungkapkan, perkembangan bandar udara yang pada umunya dikelola PT. Angkasa Pura I mengalami peningkatan rata-rata 12 persen setiap tahunnya, sementara bandara Selaparang mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 15 persen.
"Angka pertumbuhan penumpang yang demikian tinggi melatarbelakangi pembangunan bandara ini. Pembangunan BIL dimulai pada bulan November 2005 dan selesai tahun 2011."
"Secara resmi BIL beroperasi pada 1 Oktober 2011. Pembangunan bandara ini menelan biaya Rp 945,8 miliar dengan sumber pendanaan dari PT Angkasa Pura I, pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah," tambah Menteri Perhubungan seperti dikutip dari situs Presiden RI.
Presiden SBY mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan Bandara Internasional Lombok, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada pembangunan tersebut.
"Rawatlah bandara ini dengan baik. Saudara-saudara dengar tadi, biaya pembangunannya hampir 1 triliun rupiah. Semuanya itu adalah uang negara, BUMN pun juga uang negara, apalagi APBN dan APBD. Banyak peralatan yang canggih dan sensitif, perilahara dan jaga dengan baik."
"Lakukan manajemen di terminal yang baik agar semuanya puas, penumpang senang, servicenya baik, mudah, murah, dan cepat."
"Segera juga memperindah lingkungan bandara ini. Buat hijau. Saya akan menyumbang 10.000 pohon trembesi untuk mempercepat penghijauan dan pengindahan lingkungan bandara," kata SBY disambut tepuk tangan para undangan yang hadir.
Peresmian Bandar Udara Internasional Lombok Ini ditandai dengan pemukulan Gendang Beleq dan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY.
Usai acara peresmian, Presiden SBY dan rombongan terbatas meninjau fasilitas Bandara Internasional Lombok dan melakukan penanaman pohon trembesi di area bandara.
Hadir dalam acara tersebut antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E. Pangestu, Mendiknas M. Nuh, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mendagri Gamawan Fauzi, Jaksa Agung Basrief Arief, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tandjung, dan Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero) Tommy Soetomo.

SBY Diganti, Nama Bandara Pun Diganti
WAKTU terus berjalan. Sang penguasa sudah berganti orang. Dan SBY tidak lagi menjadi penguasa di negeri ini sejak Joko Widodo memenangkan Pilpres.
Beberapa tahun setelah Jokowi jadi Presiden, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menerbitkan surat keputusan terbaru.
Keputusan terbaru sang menteri, terkait perubahan nama Bandar Udara Internasional Lombok di Nusa Tenggara Barat ( NTB).
Berdasarkan surat keputusan itu, Bandara Internasional Lombok akan berganti nama menjadi Bandara Internasional Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
"Bahwa dalam rangka menetapkan nama bandar udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, telah didapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Gubernur Nusa Tenggara Barat, Majelis Adat Sasak, serta Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional," demikian bunyi surat keputusan Menteri Perhubungan itu seperti dikutip pada Kamis (6/9/2018).
Penetapan perubahan nama bandara itu dilakukan sejak Rabu 5 September 2019. Dalam waktu paling lama enam bulan sejak ditetapkan keputusan menteri ini, masalah administratif harus diselesaikan secara menyeluruh.
"Direktur Jenderal Perhubungan Udara melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap keputusan menteri ini," lanjutnya.
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan tokoh Lombok yang dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional. Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang merupakan salah satu keturunan Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Baca juga: Moeldoko Memilih Diam Setelah Kepengurusan Demokrat Versi KLB Ditolak Pemerintah, Indikasi Galau?
Baca juga: Daripada Galau Tak Diterima Demokrat, Lebih Baik Moeldoko Bergabung ke PBR Demi Kesejahteraan Rakyat
Bagimana Nasib Prasatsi Semasa SBY?
Sejak ditetapkannya keputusan menteri tersebut, gonjang ganjing tentang nasib prasasti yang telah ditandatangani Presiden SBY pun menjadi bahan pergunjingan publik?
Dalam press release yang dikirim Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat ke media, disebutkan bahwa informasi soal rencana mencopot prasasti mendapat respon dari kader Partai Demokrat.
"Menanggapi banyaknya aspirasi para kader Demokrat yang meminta tanggapan Ketum PD, SBY terkait kabar adanya rencana mencopot prasasti peresmian yang ditanda tangani SBY pada saat meresmikan bandar udara internasional Lombok tahun 2011 dikarenakan penggantian nama bandara tersebut, maka Bapak SBY menyampaikan tanggapannya."
SBY sendiri merasa yakin, Presiden Joko Widodo akan menghormati karya dan capaian dari para pendahulunya.
"Saya yakin Pak Jokowi akan menghormati karya dan capaian para pendahulu-pendahulunya, sejak Bung Karno hingga saya," kata SBY.
"Namun, apabila pencopotan prasasti bandar udara internasional Lombok yang saya tanda-tangani pada tanggal 20 Oktober 2011 dulu merupakan keinginan beliau dan atas saran Pak Zainul Majdi, serta merupakan pula keinginan masyarakat Lombok... ya saya persilahkan," jelas SBY.
Apalagi, tutur SBY, ia tidak memiliki hak atau kemampuan untuk menghalang-halanginya.
"Saya berpendapat prasasti dan jejak sejarah sesorang dapat dihapus oleh manusia yang lain, kapan saja dan dimana saja. Namun, saya sangat yakin, .... catatan Allah Swt tidak akan pernah bisa dihapus. Tolong isu ini tak perlu diributkan. Masih banyak yang harus dilakukan oleh negara dan kita semua, utamanya bagaimana membuat rakyat kita makin ke depan makin sejahtera."
(*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tuan Guru Bajang: Pak SBY Diberi Kabar Hoax Soal Pencopotan Prasasti Bandara Lombok