Banjir Bandang di Adonara
Tanpa Alat Berat, Warga di Adonara Mencari Korban dengan Peralatan Seadanya, Cerita Ini Menyedihkan
Airmata kembali tumpah di bumi pertiwi. Puluhan warga merenggang nyawa karena diterjang banjir bandang dan tanah longsor.
POS-KUPANG.COM - Airmata kembali tumpah di bumi pertiwi. Puluhan warga merenggang nyawa karena diterjang banjir bandang dan tanah longsor.
Peristiwa itu telah meluluhlantakan suasana hati masyarakat di dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Flores Timur dan Kabupaten Lembata.
Bencana alam akibat Siklon Seroja itu datang melanda ketika masyarakat sama sekali tidak siap menghadapi peristiwa tersebut.
Hingga saat ini jumlah pasti korban jiwa belum diketahui secara jelas. Namun dari waktu ke waktu, penemuan korban jiwa selalu ada di lokasi kejadian.
Baca juga: Sampaikan Duka Cita Atas Bencana Banjir Bandang di NTT, Gubernur Khofifah : Rakyat NTT Tidak Sendiri
Baca juga: Korban Bencana di Lembata Masih Simpang Siur, Kepala BPBD Ungkap Fakta Ini: Kepala Desa Juga Kena
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, hingga saat ini telah terdata 67 warga di Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng dan Waiwerang di Kecamatan Adonara Timur.
Sedangkan di tiga kecamatan di Kabupaten Lembata, yakni Ile Ape, Ile Ape Timur dan Kecamatan Omesuri, jumlah korban jiwa juga terus bertambah.
Olehnya, dalam peristiwa bencana alam di dua kabupaten tersebut, terdata sebanyak 77 warga telah merenggang nyawa.

"Berdasarkan laporan dari Kades Nelelamadike Pius Pedang Melai, puluhan warga meninggal dunia karena tertimbun tanah longsor."
Sampai saat ini, ada juga warga yang belum ditemukan dan diduga tertimbun tanah longsor. Ini terjadi karena hingga kini belum ada alat berat yang dikerahkan untuk membantu pencarian korban.
"Sampai saat ini pencarian terus dilakukan dengan menggunakan peralatan seadanya. Semua ini karena tidak ada alat berat di dua lokasi itu," kata Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews, berdasar data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, 44 warga dilaporkan tewas dan tujuh lainnya dinyatakan hilang.
Baca juga: Update Kondisi Kupang Hari Ini Pasca Badai Seroja Lalu Lintas Berangsur Normal Warga Bersihkan Jalan
Baca juga: Siang Ini Korban Banjir Waiwerang Yang Ditemukan di Pantai Waijarang Lembata, Dipulangkan ke Adonara

Banjir juga menerjang sejumlah titik di wilayah NTT setelah diguyur cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu (3/4/2021) hingga Minggu.
Salah satunya di Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai. Menurut kepala desa setempat, tebalnya material banjir membuat pencarian korban sulit dilakukan.
"Kami hanya bisa mencari korban yang belum ditemukan di sekitar lokasi kejadian yang kemungkinan terapung, tetapi tidak bisa melakukan penggalian secara manual karena area dipenuhi lumpur," kata Kepala Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai, saat dihubungi Antara dari Kupang, Minggu.