Banjir Bandang di Adonara

Tanpa Alat Berat, Warga di Adonara Mencari Korban dengan Peralatan Seadanya, Cerita Ini Menyedihkan

Airmata kembali tumpah di bumi pertiwi. Puluhan warga merenggang nyawa karena diterjang banjir bandang dan tanah longsor.

Editor: Frans Krowin
pos kupang
bencana di NTT 

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, untuk sementara jumlah korban tewas akibat bencana banjir, berjumlah lima orang.

Namun, data tersebut masih bisa berubah mengingat tim masih melakukan pendataan di lapangan.

Sejumlah warga saat membawa jenazah melewati jembatan darurat yang dibangun di lokasi banjir bandang di wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021). (FOTO ANTARA/HO-Tangkapan layar Facebook Indah Purnama Dewi Dewi)

Baca juga: Video Detik-detik KMP Jatra 1 Tenggelam di Pelabuhan Bolok Kupang NTT, Kapal Miring Kemudian Hilang

Baca juga: Badai Seroja Porakporandakan NTT, BMKG Ungkap Fakta Mengejutkan, Semuanya Berawal dari Laut Sawu

"Korban yang meninggal dan yang luka masih didata oleh BPBD Kabupaten Flores Timur," ungkap Marius Jelamu kepada Kompas.com (grup POS-KUPANG.COM), Minggu siang.

Marius menyebutkan, dua desa yang terdampak banjir bandang, yakni Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.

Sementara itu, Bupati Flores Timur Anton Hadjon telah memerintahkan jajarannya untuk segera membangun tenda penampungan korban.

Tenda penampungan itu dimaksudkan untuk mengakomodir para pengungsi pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut. 

Siklon Seroja yang melanda NTT, tidak hanya menimbulkan kerugian material di dua kabupaten itu, yakni Adonara di Flores Timur dan di Kabupaten Lembata.

Kota Kupang pun diterjang badai tersebut. Akibatnya, pepohonan tumbang, atap-atap rumah warga pun beterbangan.

Sementara di beberapa tempat, rumah warga terendam banjir. Situasi itu terjadi pada puncak badai pada Senin 5 April 2021 dini hari.

Lantaran curah hujan dengan intensitas sangat tinggi, sehingga air meluap ke rumah-rumah penduduk dan badan-badan jalan.

Bahkan ruas-ruas jalan dalam kota seakan berubah menjadi sungai dengan aliran air yang amat deras. Banjir yang deras itu membuat sejumlah pengendara lalu lintas jatuh.

(*)    

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved