Bencana Alam NTT

Mengenal Sejarah Kabupaten Lembata yang Terkenal dengan Objek Wisata Unik & Menarik di Provinsi NTT

Mengenal Sejarah Kabupaten Lembata yang Terkenal dengan Objek Wisata Unik dan Menarik di Provinsi NTT

Editor: Gordy Donofan
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Banjir yang bersumber dari Gunung Ile Lewotolok menerjang wilayah desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Minggu 4 April 2021 pagi. 

Mengenal Sejarah Kabupaten Lembata yang Terkenal dengan Objek Wisata Unik dan Menarik di Provinsi NTT

POS-KUPANG - Kabupaten Lembata adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Dikutip dari Wikipedia menyebutkan, jumlah penduduk kabupaten ini berjumlah 137.714 jiwa (2017) dan saat ini Bupati yang memimpin untuk periode 2017-2022 adalah Eliaser Yentji Sunur dan wakilnya Thomas Ola Langoday.

Lembata adalah sebuah pulau gugusan kepulauan Solor yang terletak di antara Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Alor. Secara astronomis Lembata terletak pada posisi 8°10' - 8°11' LS dan 123°12' - 123°57' BT.

Batas-batas wilayah sebagai berikut: Utara Laut Flores. Timur Selat Alor, Selatan Laut Sawu dan Barat Selat Boleng dan Selat Lamakera

Iklim

Baca juga: Bencana Banjir Bandang di Lembata, Warga Butuh Selimut dan Kasur Serta Makanan di Tempat Pengungsian

 
Kabupaten Lembata merupakan daerah beriklim sabana tropis (Aw). Seperti wilayah beriklim tropis lainnya, hanya ada dua musim di wilayah ini, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Musim penghujan berlangsung singkat dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan musim kemarau berlangsung sangat panjang dari bulan April hingga bulan November setiap tahunnya.

Rata-rata curah hujan per tahun di kabupaten ini adalah 500–1200 milimeter.

Tingkat kelembapan di wilayah ini berkisar antara 72% sampai dengan 84%.

Baca juga: Kisah Sedih Lorensius Saat Saksikan Sang Ibu Ditemukan Tak Bernyawa di Pantai Tanjung Batu Lembata

Sejarah

Lembata adalah salah satu nama dari gugus kepulauan di Kabupaten Flores Timur yang sudah memasyarakat sejak tahun 1965. Tetapi sebelum dikenal dengan nama Lembata, dahulu pada masa pemerintahan Hindia Belanda hingga kini dikenal dalam peta Indonesia dengan nama "Pulau Lomblen".

Pada tanggal 24 Juni 1967 dilaksanakan Musyawarah Kerja Luar Biasa Panitia Pembentukan Kabupaten Lembata yang diselenggarakan di Lewoleba yang kemudian mengukuhkan nama Lembata.

Pengukuhan nama "Lembata" ini sesuai sejarah asal masyarakatnya dari pulau "Lepanbatan", sehingga mulai 01 Juli 1967 sebutan untuk penduduk yang semula "Orang Lomblen" berubah menjadi "Orang Lembata".

Rencana ke arah terbentuknya Kabupaten Lembata bertolak pada 2 (dua) pernyataan/statement, yaitu:

1.   Pernyataan/statement tanggal 7 Maret 1954

2.   Pernyataan/memorandum tanggal 7 Maret 1999

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Wilayah Pemukiman Sekeliling Ile Lewotolok Kabupaten Lembata

Demografi

Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Lembata berdasarkan data tahun 2017 berjumlah 137.714 jiwa dan tahun 2018 tercatat sebanyak ± 140.390 jiwa[12] dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,31% per tahun dengan kepadatan mencapai 68 jiwa/km².

Mata Pencaharian dari masyarakat atau penduduk Lembata mayoritas adalan bertani sebanyak 74%, sisanya terdiri dari PNS, Pensiunan, Pengusaha, Pedagang, Buruh, Pengrajin, TNI/POLRI dan Alim Ulama atau Biarawan/ti.

Sementara pendapatan per kapita penduduk Lembata rata-rata per tahun Rp. 497.685,00,- pada tahun 1998.

Baca juga: 13 Warga di Lewotolok Kabupaten Lembata Ditemukan Meninggal Dunia, Puluhan Masih Hilang

Agama

Kabupaten Lembata memiliki penduduk yang beragam keyakinan dan mereka dapat hidup berdampingan dan tidak ada terjadi perpecahan.

Berdasarkan data BPS kabupaten Lembata, mayoritas penduduk memeluk agama Kekristenan yakni 72,97% (Katolik 71,50% & Protestan 1,47%). Pemeluk agama Islam di Lembata juga cukup signifikan, yakni 26,97%, dan sebagian kecil lagi beragama Hindu 0,06%.[1]

Ekonomi

Dari luas daratan 126.684 ha itu, 71,46 ha diperuntukkan bagi pengembangan kawasan pemukiman dan budi daya non pertanian, sedangkan sisanya seluas 55.202 ha diperuntukkan bagi pengembangan potensi pertanian seperti jagung, kacang-kacangan, ubi-ubian, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Dalam dua tahun terakhir ini telah diupayakan penanaman berbagai tanaman komoditi perdagangan seperti kelapa, kemiri, kopi, jambu mete, coklat, cengkih, vanili, pala, kapuk dan pinang.

Di sisi lain bidang peternakan memberi potensi pengembangan yang cukup baik karena Kabupaten Lembata memiliki padang rumput atau padang penggembalaan yang cukup luas terutama di Kecamatan Ile Ape.

Baca juga: Puluhan Warga Korban Banjir Ile Ape Kabupaten Lembata Belum Ditemukan, Akses Jalan Mulai Dibuka

Transportasi

Transportasi darat yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan kota-kota kecamatan di kabupaten Lembata adalah:

 Transportasi laut antara lain,  Fery: Kupang - rute Lewoleba (setiap hari Senin), Motor Laut: rute Larantuka - Lewoleba (setiap hari pergi-pulang) Transportasi udara antara lain: Merpati Nusantara Air Lines: sekali seminggu dengan rute Kupang - Lewoleba, Penerbangan Pesawat Susi Air (Pesawat Karavan - Perintis untuk 12 Penumpang) Hampir Setiap hari melayani penerbangan Kupang - Lewoleba PP.

Pariwisata

Objek Wisata. Di Kabupaten Lembata banyak terdapat tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi, misalnya:

1.   Pulau Pasir Putih Awelolong/Awololo

2.   Gua Maria Lewoleba, Lewopenutung.

3.   Pantai Rekreasi Pasir Putih Waijarang

4.   Sumber Air Panas Sabu Tobo, Adum dan, Labalimut

5.   Sumber Gas Alam Karun Watuwawer

6.   Pantai Rekreasi Tanah Treket

7.   Budaya Tradisional Perburuan Ikan Paus di Desa Lamalera

8.   Rumah Adat dan Ritus Pesta Kacang Jontona

9.   Lopo Wai Meting, Desa Jontona

10. Pantai Pasir Putih Mingar

11.  Pantai Lewolein

12.  Pantai Nubi, Lusiduawutun

13.  Air Terjun Atawuwur

14. Pantai Pasir Putih Bean

15. Pantai Pasir Putih Wowong

16.  Makam Raja Saguwowo Desa Kalikur Kec. Buyasuri

Baca juga: Lembata Berduka, Akses Jalan Putus Total, Warga Cari Korban Banjir Ile Ape di Pesisir Pantai

Banjir Bandang Terpa Lembata

Sebelumnya, banjir bandang yang menerjang Lewotolok, kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata sekira pukul 01.30 WITA, menyebabkan puluhan warga setempat hilang terseret banjir.

Hingga proses pencairan pada pukul 17.00 Wita 13 korban berhasil ditemukan oleh tim pencarian dari pemkab Lembata dan warga setempat. Diketahui, 13 orang tersebut berasal dari 5 warga Desa Amakaka, 5 warga Desa Tanjung Batu dan 3 warga Desa Waowala.

"Untuk sementara 5 orang ditemukan dari desa Amakaka, 1.Bengang geroda usia 70an, 2. Sarina bunga usia 40an, 3. Kadija ohin usia 60an, 4. Ali prahi usia 50an 5. Cucu dari Ali prahi, kurang tau nama dan identitas" sebut salah seorang warga dari desa Amakaka, Minggu 4 April 2021.

Baca juga: Warga Cari Korban Banjir Ile Ape Kabupaten Lembata di Pesisir Pantai, Akses Jalan Putus Total

Ia mengungkapkan, hingga saat ini tim sedang melakukan pencarian desa Amakaka yang merupakan desa terparah dari banjir ini. Diperkirakan, puluhan orang saat ini belum ditemukan.

Kepala desa setempat yang dihubungi POS-KUPANG.COM, belum memberikan jawaban. Pasalnya, pihaknya masih melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban banjir.

Perlu diketahui, akibat banjir ini, warga di ketiga desa memilih mengungsi ke kota Lewoleba sembari menunggu keadaan membaik.

Kondisi cuaca, menurut warga hanya terjadi gerimis. Akses jaringan komunikasi dan transportasi darat masih lumpuh total.

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved