Persaudaraan dalam Kemanusiaan
Peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu 28 Maret 2021 menambah daftar serangan terorisme di Tanah Air.
Peristiwa bom di Katedral Makassar menimbulkan keprihatinan. Bahkan kecemasan dan ketakutan. Kita menyesali terjadinya peristiwa tersebut. Karena terjadi di saat publik mengharapkan kehidupan yang aman, damai, dan tenang. Rakyat sudah hidup susah karena Pandemi Covid-19. Malah dibuat tambah panik.
Karena itu, narasi kecaman terhadap pelaku dan jaringannya merupakan sesuatu yang layak. Seperti beragam kecaman yang disampaikan tokoh maupun ormas keagamaan. Tapi ternyata, kecaman bukan senjata ampuh bagi teroris. Belum ada pisau analisis yang tepat untuk menghentikan langkah ekstrem para teroris. Mereka malah melampaui kekuatan negara. Bisa dikatakan seperti itu. Karena negara sudah dibuat tak berdaya.
Jika dibiarkan, kita tentu khawatir. Karena mengancam kedaulatan bangsa. Membuat kita tidak nyaman. Karena mengganggu ketenangan warga bangsa. Yang pada akhirnya menggaggu keutuhan NKRI. Oleh karena itu, kita perlu waspada dan hati-hati. Karena kejadian seperti ini adalah bagian provokasi yang bisa saja untuk memecah-belah bangsa Indonesia.
Persaudaraan Sejati
Jika alasan para teroris membunuh karena beda agama dan keyakninan, maka ini sesuatu yang tidak benar. Sebab, kita hidup di bumi Indonesia bukan karena agama, suku, dan golongan. Tapi, kita hidup karena sama-sama punya hak dan kebebasan. Kita lahir dan dibesarkan di wilayah NKRI. Kita hanyalah manusia biasa yang sama-sama diberi nafas kehidupan. Untuk melakukan karya kebaikan demi kesejahteraan bersama.
Sebagai sesama saudara manusia, kita tentu tak setuju apa pun alasan untuk melakukan serangan terorisme. Itu perbuatan keji yang tidak layak dilakukan. Jika Anda benci karena perbedaan agama, maka terimalah yang lain sebagai saudaramu umat manusia. Jika Anda tidak suka karena perbedaan keyakinan, maka cintailah yang lain karena kesamaan budaya. Budaya Indonesia yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa. Jika Anda tidak suka karena perbedaan cara beroda, maka terimalah yang lain karena adanya persamaan bahasa. Yaitu bahasa Indonesia, warisan yang telah diberikan nenek moyang.
Kita semua adalah saudara kandung dalam rahim Indonesia. Karena itu, tidak benar jika kita saling bermusuhan. Apalagi saling teror dengan cara membunuh. Hal itu tidak ada dalam kamus peradaban Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara yang mencintai perbedaan. Menghargai satu sama lainnya. Walaupun berbeda latar belakang tapi tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Tidak bermusuhan. Namun, menghargai perbedaan sesuai dengan amanat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Untuk itu, mari kita sama-sama menjaga kerukunan antarumat beragama. Menjaga persatuan bangsa dan tetap solid merawat NKRI. Kita bersama-sama menolak terorisme dari bumi Indonesia. Karena kita cinta damai. Cinta persatuan dan kebhinekaan. Sebab, kita adalah sesama saudara sebangsa. Saudara sesama manusia. Yang selalu hidup bersama dalam bingkai persaudaraan kemanusiaan.*
Baca artikel-artikel opini POS-KUPANG.COM DI SINI