Faba Dihapus dari Daftar B3, DLH Tetap Awasi Pemanfaatannya di PLTU Ropa Ende

Faba Dihapus dari Daftar B3, DLH Tetap Awasi Pemanfaatannya di PLTU Ropa Ende

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
PLN UPK Flores untuk POS-KUPANG.COM
Proses pembuatan batako di PLTU Ropa 

"Dulu saya sering bilang ke suami, kita bangun rumah. Tetapi karena anak-anak sekolah kami fokus ongkos anak. Ehh setelah itu dia meninggal dunia, saya langsung berhenti jualan, sakit - sakit. Tanah ada tapi mau bangun rumah tidak ada uang," ungkapnya.

Sabina mengaku mereka memiliki satu bidang tanah seluas 6 x 10 meter, di RT 09, Kelurahan Potulando. POS-KUPANG.COM, lantas mengajak Sabina melihat tanah tersebut, tidak jauh dari rumah yang mereka tempati.

Di atas bidang tanah tersebut ada bangunan rumah bambu yang sudah reot dan nyaris ambruk. "Kami mau tinggal di sini, tapi lihat sendiri, bagaimana mau tinggal ini hujan angin bisa masuk ke dalam rumah, tidak ada kamar mandi, kamar WC, juga tidak ada," kata Sabina.

Marsiana Sofi, mengaku mereka belum tau betul bahwa Pemda Ende berkolaborasi dengan PT. PLN UPK Flores, tengah menggagas program bedah rumah tidak layak huni dan bangun rumah bagi masyarakat miskin di Ende.

"Dengar - dengar informasi saja, tapi tidak tau persis. Kalau memang betul, kami berdoa saja, kami harap kami juga dapat program itu. Saya sebagai anak juga belum cukup bisa membantu orangtua, karena pendapatan saya sebagai guru honor kecil, cukup buat makan saja dan kebutuhan sehari - hari," ungkapnya.

Menurutnya, di RT mereka cukup banyak warga tinggal di rumah tidak layak huni. Ia juga berharap warga yang senasib dengan mereka juga tersentuh program tersebut. "Kaka tadi keliling di sini kan, kaka lihat sendiri rumah - rumah di sini," ungkapnya.

Sehubungan dengan itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Ende mesti punya data akurat terkait jumlah dan sebaran masyarakat yang tidak memiliki rumah atau menempati rumah tidak layak huni.

Senada dengan Marsiana, Hartati, juga warga RT 08, mengatakan, wilayahnya mereka banyak rumah tidak layak huni dan hampir semua penghuninya tidak memiliki pekerjaan tetap. "Banyak buruh lepas," ungkapnya.

Warga lain, Yakobus Ruben (62), di Kelurahan RT 015, Kelurahan Kota Ratu, mengaku tidak punya modal yang cukup untuk membangun rumah. "Anak kuliah dua orang yang SMA satu orang," kata Yakobus.

Ruben mencari nafkah dengan menjual obat-obattan tradisional. Penghasillannya per bulan, tidak tetap, maksimal hanya berkisar Rp. 1,5 juta. Dengan pendapatan yang demikian Ruben tidak mampu membangun rumah. Ruben mengaku senang ada program pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat miskin.

Proses Pembuatan Batako di PLTU Ropa

Sebuah langkah inovasi di PLTU Ropa Ende yakni membuat batako dari limbah batu bara, mengingat, sejak berdirinya PLTU Ropa pada 2012 silam, ribuan ton limbah batu bara diangkut ke Pulau Jawa.

Kehadiran Lambok Siregar, sebagai Manager PT. PLN UPK Flores, mengubah mindset, soal pengelolaan. Maret 2020, Lambok menggagas ide, Faba, lebih baik diolah menjadi bahan konstruksi untuk masyarakat.

Soal pengelolaan Faba, merujuk pada undang-undang nomor 32 Tahun 2009, pengolahan Faba hanya ada tiga yakni landfill, pengangkutan dan pemanfaatan.

Lambok Siregar lebih tertarik pada aspek pemanfaatan, agar punya dampak positif bagi masyarakat.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved