Policarpus Bala, 'Orang Gunung' yang Berjuang Melestarikan Penyu di Lembata

Policarpus Bala memulai semuanya di pesisir Pantai Loang, Kecamatan Nagawutung

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Policarpus Bala, 'Orang Gunung' yang Berjuang Melestarikan Penyu di Lembata
Foto Policarpus Bala
Pegiat penyu di Lembata, Policarpus Bala, sedang bersama anak-anak pesisir di Loang dan Riangdua dalam rangka edukasi pelestarian penyu di sana. Proses edukasi terus dilanjutkan dengan cara mengajak anak-anak ke pantai dan membuka taman baca.

Policarpus menangkap kunjungan ini sebagai momentum untuk menunjukkan kepada masyarakat kalau penyu itu harus dilestarikan dan bukan untuk diburu.

Dia pun berkoordinasi supaya Menteri Susi bisa singgah sebentar di pantai Loang atau Riangdua untuk melepas tukik. Rencana ini pun terwujud dan mengundang decak kagum.

"Bagi saya itu luar biasa. Kehadiran Menteri Susi saja sudah luar biasa. Waktu itu euforia masyarakat luar biasa, ada yang datang peluk saya dan bangga. Pesan ibu Susi waktu itu untuk menjaga penyu dan itu memotivasi saya ternyata penyu itu penting," kenang anggota Gema Putra Putri Lembata (Gempita) ini.

Dia memperkirakan saat ini sudah ada 300 lebih sarang penyu di pesisir Loang yang artinya ada 300 penyu betina yang naik ke pantai Loang untuk berkembang biak.

Jika dihitung dari tahun 2016 sampai sekarang, maka sudah ada puluhan ribu butir telur penyu di pesisir tersebut. Lokasi pantai Loang dan Riangdua juga sudah jadi lokasi penelitian penyu atau anak penyu (tukik) di Kabupaten Lembata.

Mahasiswa dari negara Ceko dan Universitas California AS tercatat pernah melakukan penelitian di sana.

"Mahasiswa mau belajar kelautan khususnya penyu datang saja ke Loang saja, tidak perlu jauh-jauh ke Bali," ujarnya.

Di sana juga sudah ada komunitas pencinta penyu yang dinamakan Sahabat Penyu Riangdua (Sapu Rindu) dan Sahabat Penyu Loang (Sayang).

Acara pelepasan tukik di Loang atau Riangdua yang biasa dilakukan juga banyak menyedot ratusan wisatawan lokal.

"Kita buat program penyu bukan tentang uang. Saya bukan belajar tentang binatang ini dilindungi atau tidak, saya hanya punya mimpi masyarakat bangun wisata sendiri, orang tertarik dengan program ini dan bicara soal ekowisata berbasis masyarakat," pesannya.

Dia bermimpi Lembata jadi salah satu destinasi wisata penyu yang berbasis masyarakat. Jadi, salah satu tujuan wisawatan datang ke Lembata adalah untuk melihat penyu dan proses pelestariannya di pesisir pantai Loang atau Riangdua.

"Kalau investor atau orang yang punya uang banyak itu dia bisa buat apa saja dengan pariwisata, tapi orang yang punya uang banyak belum tentu bisa membuat ekowisata," tandas dia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved