DPD Demokrat NTT Serahkan Keputusan Keterlibatan Kader di KLB ke Dewan Kehormatan

KLB bahkan turut menghubungi kader-kader di NTT untuk menghadiri KLB di Sibolangit

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Sekertaris DPD Demokrat NTT, Ferdinandus Leu 

DPD Demokrat NTT Serahkan Keputusan Keterlibatan Kader di KLB ke Wanhor

POS-KUPANG.COM | KUPANG --  Dewan pimpinan daerah partai Demokrat Nusa Tenggara Timur menyerahkan keputusan terkait keterlibatan kader Demokrat NTT atas nama Paul Papa Resi, SH di Kongres Luar Biasa (KLB), Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara pada beberapa waktu lalu kepada Dewan Kehormatan (Wanhor) DPD Demokrat NTT. 

Paul Papa Resi, SH merupakan kader Partai Demokrat. Namanya tercatat sebagai Wakil Ketua II BPOKK DPD NTT berdasarkan SK No. 323/SK/DPP.PD/DPD/VII/2018. 

"Bersangkutan sudah jarang aktif baik menghadiri rapat-rapat maupun terlibat dalam kegiatan-kegiatan partai, karena pindah domisili ke Soe, Timor Tengah Selatan (TTS)" kata sekretaris partai Demokrat NTT, Ferdi Leu, Jumat (19/3/2021). 

Dikatakan Ferdi, Paul Papa Resi mengaku terlibat dan salah satu pendukung KLB bahkan turut menghubungi kader-kader di NTT untuk menghadiri KLB di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Hal ini bagi DPD Demokrat, merupakan   hargai sebagai hak pribadi dan Demokrat NTT sangat berterima kasih atas pengakuan terbuka yang bersangkutan, sehingga memudahkan untuk menyikapinya. 

Ferdi juga mengungkapkan, nama Paul memang dilaporkan ke DPD PD NTT, seperti halnya beberapa nama kader Demokrat lainnya, namun hingga kini belum sikapi karena, sedang dalam tahap penyelidikan dugaan keterlibatan kader-kader dari NTT dalam KLB itu. 

"Memang kami melarang kader-kader di NTT terlibat dalam KLB karena ilegal dan inkonstitusional. Termasuk kami telah menerbitkan dan memublikasikan Maklumat DPD Partai Demokrat NTT beberapa hari lalu" jelas Ferdi. 

Dirinya beralasan maksud pelarangan, penertiban dan penegakan disiplin kepada kader Demokrat dikarenkan sebagai pengurus yang sah lantaran telah terdaftar di Kemenkumham dan secara de jure diakui pemerintah sesuai hasil kongres ke V partai Demokrat pada Maret 2020 lalu. 

Ferdi menilai, secara kenyataan, KLB tersebut ada namun ditolak karena ilegal dan inkonstitusional.

Menurutnya, proses penyelenggaran dilakukan oleh orang-orang yang bukan lagi kader partai Demokrat, bahkan tidak sesuai ketentuan aturan partai Demokrat itu sendiri. 

"Kepengurusan Partai Demokrat yang legal dan sah adalah hasil Kongres V di Jakarta, 15 Maret 2020, termasuk kepengurusan di daerah (DPD dan DPC) yang eksis saat ini. Di luar itu jelas ilegal atau abal-abal dan tentu akan kami lawan" tandasnya. 

Terkait dengan ungkapan dari Paul Papa Resi, pengurus DPD Demokrat akan melaporkan hal ini ke Dewan Kehormatan (Wanhor) DPD PD NTT. Selanjutnya, pihaknya serahkan sepenuhnya ke Wanhor sebagai yang berwenang. 

Diterangkannya, sesuai ketentuan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tanggah (ART) Partai Demokrat, sanksi dapat berupa peringatan lisan atau tertulis, pemberhentian dari pengurus, hingga pemberhentian dari keanggotaan. 

Baca juga: Koramil Nagawutung, Taman Daun dan Warga Perbaiki Jalan ke Lamalera yang Jadi Destinasi Wisata Dunia

Baca juga: Tetap Waspada ! Kabupaten Nagekeo Tambah 12 kasus Positif Covid-19

Baca juga: Wagub NTT, Josef Adrianus Nae Soi  : Awal April Mulai Penerbangan Reguler ke Pantar

"Saya tidak mau berandai-andai tentang sanksi. Sepenuhnya kami serahkan kepada Wanhor" tambahnya.  (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved