Manggarai Timur Susah Signal
Cerita Guru dan Siswa di Pedalaman Manggarai Timur, Mencari Sinyal Telepon & Internet di Atas Bukit
Cerita Guru dan Siswa di Pedalaman Manggarai Timur, Mendaki Bukit untuk Mencari Sinyal Telepon dan Internet
Jumlah siswa yang sedikit membuat aktivitas belajar mengajar bisa digelar dengan aman.
"Saya sebagai guru yang mengabdi di daerah terpencil Kabupaten Manggarai Timur terus berjuang dan berupaya agar segala informasi tentang bahan-bahan pelajaran serta informasi perkembangan wabah Covid-19 diperoleh walaupun berjalan kaki ke bukit gunung. Saya lakukan ini demi masa depan anak-anak SMKN 1 Sopang Rajong," jelasnya.
Ia pun menceritakan awal mula bisa menemukan sinyal internet di bukit tersebut. Guru tersebut bersama sejumlah rekannya mencoba naik ke Gunung Kawat Ma Loreng beberapa bulan lalu.
Saat bersantai di puncak gunung, ponsel mereka berbunyi, pesan dan telepon masuk. Saat telepon diangkat, sinyal yang masuk tak terlalu stabil.
Baca juga: Moeldoko Ingin Rebut Kantor Pusat Partai Demokrat, Hinca Panjaitan Geram Langsung Sindir: Enak Aja!
Baca juga: Plh Bupati Sumba Barat Sambut Kapolda NTT Berkunjung Ke Kampung Tangguh Nusantara Wee Oraka
Beberapa di antara mereka memutuskan memanjat pohon untuk mendapat sinyal lebih bagus. "Kemudian banyak pesan masuk di perangkat sms dan WhatsApp. Kami download perangkat WhatsApp saat kami berada di Kota Borong," kata dia.
Namun, aktivitas mencari sinyal internet itu terganggu saat hujan turun di kawasan Sopang Rajong. Mereka tak bisa naik ke Gunung Kawat Ma Loreng.
"Ini sebentar lagi mau turun karena hujan gerimis saat ini. Mahasiswi tadi sudah turun duluan karena gerimis sudah turun. Kalau cuaca seperti begini, saya, rekan-rekan guru serta mahasiswa-mahasiswi yang belajar online tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Saya biasa berupaya, pagi-pagi sekali ke gunung untuk mendapatkan signal dan membaca pesan-pesan, kemudian saya ke sekolah untuk mengajar anak-anak di kelas," jelasnya.
Selain sinyal internet, masyarakat Desa Nanga Meje juga belum mendapat listrik. Ketiadaan listrik menjadi salah satu kendala di pedalaman Kabupaten Manggarai Timur, khususnya Kecamatan Elar Selatan.
Untuk mengisi daya ponsel, Simplisius menggunakan tenaga surya dengan bantuan adaptor.
"Inilah susahnya hidup di pedalaman Manggarai Timur. Namun yang utama adalah pengabdian yang tulus untuk mencerdaskan anak bangsa di Kecamatan Elar Selatan. Memang penghasilan utama warga di Sopang Rajong adalah padi dan kemiri. Potensi hasil bumi juga banyak hanya kesulitan untuk menjualnya. Jalan raya ke Sopang Rajong belum di aspal dengan perkiraan jarak lima kilometer," kata dia.
Simplisius berharap Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperjuangkan pemasangan internet di SMKN 1 Sopang Rajong dan listrik di Kecamatan Elar Selatan.
Staf Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Elar Selatan Marselinus Ekung juga mengalami kendala dengan akses internet.
Setiap ada transaksi pencairan dana bagi keluarga penerima manfaat (KPM) dari program keluarga harapan (PKH) di Desa Nanga Meje-Sopang Rajong, pihaknya terpaksa mendaki Gunung Kawat Ma Loreng.
Baca juga: Buron Kasus KDRT Ditangkap Kejati NTT
"Saya biasa melakukan transaksi pencairan dana KPM dan sembako bagi 233 KPM di Desa Nanga Meje di Gunung Kawat Mo Loreng. Saya membutuhkan waktu dua hari naik turun gunung untuk melakukan transaksi dengan alat Gesek BRI Link atau alat EDC yang saya pegang,"kata Ekung saat dihubungi di Borong.
Ia mengatakan, hal itu rutin dilakukan saat ada pencairan dana.