Penanganan Covid

Arus Penumpang Pesawat Terbang Ende Mulai Naik, April Deteksi Covid-19

Arus penumpang pesawat terbang di Ende mulai naik, rencana April deteksi Covid-19 Rp 20 ribu

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Kepala Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Indra Triyantono di ruang kerjanya, Selasa (9/3/2021). 

Arus penumpang pesawat terbang di Ende mulai naik, rencana April deteksi Covid-19 Rp 20 ribu

POS-KUPANG.COM | ENDE - Arus penumpang pesawat terbang di Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Nusa Tenggara Timur ( NTT) perlahan-lahan mulai naik.

Kendati belum benar-benar stabil, setidaknya, tidak ada lagi pesawat yang batal terbang akibat tidak ada penumpang.

Kepala Bandara Hasan Aroeboesman Ende, Indra Triyantono, mengatakan, memasuki bulan Maret 2021, rata-rata pergerakan penumpang di Ende per hari mencapai seratus orang.

Baca juga: Irigasi Wae Cincer di Manggarai Rusak

"Sekarang tidak ada pesawat yang cancel, seperti sebelumnya, kalau penumpang sudah capai seratus orang per hari," kata Indra saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Selasa (9/3/2021).

Indra menuturkan, pada akhir Januari 2021, ketika Pemda Ende mengeluarkan kebijakan para penumpang wajib menunjukkan hasil positif rapid antigen arus penumpang turun drastis.

Akibatnya, kata Indra, hampir setiap hari pesawat batal terbang. Indra menyebut, turunnya arus penumpang tentu berdampak bagi pihak maskapai dan jasa angkutan di Bandara.

Baca juga: Terang Benderang Tanpa Listrik

Menyikapi hal itu, lanjutnya, pihak Bandara sempat menggratiskan sewa parkir agar penumpang atau para sopir tidak terbenani dengan biaya.

Indra mengatakan, Kementerian Perhubungan akan menerapkan pemeriksaan Covid-19 di Bandara menggunakan alat GeNose.

Menurutnya, biaya deteksi Covid-19 berbasis hembusan nafas tersebut per orang Rp. 20 Ribu.

"Kementerian Perhubungan ada rencana begitu, jadi mudah-mudahan di April 2021 ini pemeriksaan menggunakan GeNose ini sudah mulai diberlakukan di Bandara," kata Indra.

Wiwin (24) salah satu warga Kota Ende, berharap pemeriksaan menggunakan GeNose bisa secepatnya diberlakukan.

Menurutnya, kebijakan Pemkab Ende mewajibkan penumpang bawa hasil bebas Covid-19 minimal dengan hasil tes rapid antigen baik adanya, namun punya dampak yang cukup menyulitkan penumpang.

"Kita bicara soal biaya yah, boleh dibilang cukup mahal, bisa sampai Rp. 250 ribu sekali tes rapid antigen. Lalu kalau ada keperluan mendadak, bagaimana kita urus rapid antigen, tidak ada waktu," kata Wiwin.

Wiwin berharap dengan penerapan GeNose, arus penumpang terus meningkat sehingga para sopir, pedagang di Bandara, ojek dan sebagainya bisa kembali meraup rezeki.

"Pada prinsipnya kita berharap kebijakan-kebijakan yang diterapkan tidak secara signifikan berdampak pada ekonomi masyarakat. Jangan dampaknya terlalu besar begitu," ungkapnya.

Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. POS-KUPANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M: Wajib memakai masker;
Wajib menjaga jarak dan menghindari kerumunan; Wajib mencuci tangan dengan sabun. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)

Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved