Moeldoko Didesak Mundur atau Dicopot Usai Pilih Jadi Ketum Partai Demokrat Hasil KLB Deliserdang
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang,Moeldoko kini harus menerima kritikan dari masyarakat
Noel menegaskan, pengambilalihan Partai Demokrat tersebut telah jelas menyeret pejabat istana.
Sehingga, muncul narasi bahwa untuk pertama kalinya di era reformasi, pejabat Istana terlibat langsung merebut partai politik.
Padahal, kata Noel, Presiden Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam KLB tersebut.
"Salah kalau disebut Pak Jokowi disebut intervensi Partai Demokrat, karena Pak Jokowi tidak tahu sama sekali," katanya.
Noel meyakini, perebutan Partai Demokrat merupakan konflik internal lama.
Konflik tersebut dipadu dengan adanya syahwat keinginan menuju pasar bebas Pilpres 2024.
"Saat ini, banyak tokoh yang bersiap diri menuju 2024. Salah satunya, mungkin Moeldoko," jelas Noel.
Selain itu, menurut Noel, konflik Partai Demokrat ini akan memunculkan persepsi publik SBY teraniaya oleh elite politik yang berkuasa.
Persepsi tersebut akan menguntungkan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Pilpres 2024, apabila dimainkan secara piawai.
"Kita lihat saja siapa yang menang dalam pertarungan opini ini. Pastinya ini bakal panjang, menguras energi Moeldoko sendiri," ujarnya.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Usai Jadi Ketum Partai Demokrat versi Deliserdang, Moeldoko Didesak Mundur Sebagai KSP Atau Dicopot, https://wartakota.tribunnews.com/2021/03/08/usai-jadi-ketum-partai-demokrat-versi-deliserdang-moeldoko-didesak-mundur-sebagai-ksp-atau-dicopot?page=all.