Berita NTT Terkini

Jalan Rusak Parah, Perjalanan ke Amfoang, Kabupaten Kupang Makan Waktu Satu Minggu

Jalan rusak parah, perjalanan ke Amfoang, Kabupaten Kupang memakan waktu satu minggu

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Jalan Rusak Parah, Perjalanan ke Amfoang, Kabupaten Kupang Makan Waktu Satu Minggu
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Jembatan Termanu, penghubung jalan ke Amfoang, kabupaten Kupang.

Jalan rusak parah, perjalanan ke Amfoang, Kabupaten Kupang memakan waktu satu minggu

POS-KUPANG.COM | KUPANG- Perjalanan menuju kecamatan Amfoang barat Laut dan Amfoang Barat Daya, Kabupate Kupang ditempuh dengan waktu satu minggu lamanya. Kondisi ini terjadi bila musim hujan tiba dan mengguyur wilayah Kabupaten Kupang.

Para sopir yang hendak ke daerah tersebut wajib memperhitungkan secara detail perjalanan, sebab, selain jembatan yang rapuh, ada juga puluhan kali yang siap menghadang laju kendaraan.

Ataa, salah satu sopir bis jurusan kota Kupang ke wilayah Amfoang, menuturkan, kondisi jalan yang berlumpur dan tingginya air sungai sering menjadi kendala paling besar.

Pasola Tanpa Lempar Lembing Polres Sumba Barat Perketat Pintu Masuk Wanokaka

Bahkan, jembatan termanu yang merupakan satu-satunya jembatan cukup besar, kini kondisinya sedang rusak parah, sehingga apa bila melewati jembatan tersebut harus ekstra hati-hati.

Ketika musim hujan, sopir dan penumpang memilih untuk beristirahat di pinggir sungai sambil menunggu air di sungai tersebut redah sehingga perjalanan bisa di lanjutkan.

"Kalau musim hujan ini memang parah. Kali itu berat. Lumpur lagi, kita berhari-hari di jalan" ujarnya kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (5/3/21).

DPC Partai Demokrat TTU Kutuk Keras Pelaksanaan KLB di Sibolangit

Perjalanan Kupang Amfoang dengan jarak tempuh 160 KM dan biasanya memakan waktu hanya 6 jam, kini berubah hingga satu minggu perjalanan dari kota Kupang ke Amfoang, ketika musim hujan tiba.

Jalur tersebut, dikatakan Ataa, merupakan satu-satunya jalur ke wilayah Amfoang sehingga apapun resikonya para sopir tetap harus melintasi jalur tersebut.

"Ada puluhan kali, tinggi air kalau musim hujan hingga dada orang dewasa" sambungnya.

Pada awal menjadi sopir di wilayah tersebut pada tahun 2000 silam, Ataa mengaku merasa takut apabila melewati jalur tersebut pada musim hujan, namun kondisi ini kemudian di nikmati seiring ia juga terus beradaptasi dengan kontur tanah yang berlumpur.

Meski pemerintah daerah, baik Pemprov NTT maupun pemkab Kupang sering melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut dan memperabiki beberapa titik jalan, perbaikan tersebut tidak merubah keadaan yang telah lama menjadi santapan para sopir jurusan Amfoang.

Hal senada di utarakan Iran, sopir tua yang menjelajahi daerah Amfoang sejak tahun 80 an.

Ia Mengisahkan, pada waktu hujan kali-kali selalu di penuhi air yang membuat laju kendaran harus terhenti dan menunggu hingga kondisi air sungai kembali surut.

Jalan rusak, kata dia, sejak memasuki kali pertama di Fatleu Barat hingga memasuki daerah Amfoang. Sedangkan jalan terparah yang harus dilewati berada di kawasan Amfoang barat Laut dan Amfoang Barat Daya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved