Berita NTT Terkini
Pasola Tanpa Lempar Lembing Polres Sumba Barat Perketat Pintu Masuk Wanokaka
Pemerintah dan masyarakat adat Kabupaten Sumba Barat menyepakati tetap menggelar Pasola Wanokaka
POS-KUPANG.COM | WAIKABUBAK -Pemerintah dan masyarakat adat Kabupaten Sumba Barat menyepakati tetap menggelar Pasola Wanokaka, Jumat (3/5/2021). Namun tanpa ada atraksi lempar lembing oleh kedua kelompok sambil menunggang kuda sebagaimana sudah lasim terjadi.
Keputusan itu diambil dalam rapat bersama yang digelar di Kantor Pemerintah Kecamatan Wanokaka, Senin (1/3). Selain unsur pemerintah, rapat dihadiri rato (tokoh adat), tokoh masyarakat dan pemuda, unsur Polsek Wanokaka dan perwakilan Kodim 1613/Sumba Barat.
Pada rapat tingkat kabupaten, juga ditegaskan hal serupa. Rapat lanjutan yang berlangsung di Aula Polres Sumba Barat, Senin sore itu dihadiri Plh Bupati Sumba Barat Daniel Pabala, Kapolres Sumba Barat AKBP FX Irwan Arianto, Kepala Dinas Pariwisata Sumba Barat Charles H Weru dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Diniel Robaka.
• Kisah Heroik Pagelaran Pasola Wanokaka
Charles Heru mengatakan, saat ini masih pandemi virus Corona sehingga pelaksanaan Pasola kali ini berbeda dari biasanya. Hanya menggelar ritual adat tanpa ada atraksi. Hal itu demi mencegah terjadi kerumunan massa yang berdampak menjadi kluster baru penyebaran virus Corona.
"Demi menjaga keberlangsungan acara budaya Pasola Sumba tetap berjalan maka para rato cukup menggelar ritual adat saja demi mencegah kerumunan massa," kata Charles Heru seusai mengikuti rapat.
• Camat Cibal Barat Apresiasi Pemdes Compang Cibal Bantu SCTPS untuk Warga Perangi Covid-19
Untuk mencegah massa berdatangan ke lapangan Pasola Wanokaka, lanjut Charles Heru, maka semua jalur keluar masuk Wanokaka akan ditutup dengan penjagaan ketat oleh anggota Satpol PP, polisi dan TNI.
"Bila ada warga berani melanggar maka yang bersangkutan akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Sebelumnya, Charles Heru mengatakan, pelaksanaan Pasola Lamboya dan Lamboya Barat juga tanpa atraksi lempar lembing. Hal itu demi mencegah kerumunan yang rawan terjadi penularan virus Corona.
Camat Wanokaka Lukas Lodu Pewu juga mengatakan, pelaksanaan Pasola kali ini cukup menjalankan ritual adat tanpa atraksi.
"Hal itu berarti tidak ada acara melempar lembing antar dua kelompok pasukan berkuda yang berhadap-hadapan di lapangan," kata Lukas saat ditemui di kantornya, Selasa (2/3).
"Yang terjadi adalah para rato menggelar ritual adat pelaksanaan Pasola. Untuk melengkapi acara Pasola maka dua orang perwakilan yang menunggang kuda lengkap aksesoris dan bersenjatakan lembing berlari keliling lapangan sekitar dua tiga kali lalu melemparkan lembing ke arah lawan masing-masing kemudian stop atau selesai," jelasnya.
Menurut Lukas, hal itu demi mencegah terjadi kerumunan masa yang dapat saja menjadi kluster baru penularan virus Corona.
Ia mengatakan, sampai saat ini wilayah Kecamatan Wanokaka masih zona hijau. Kondisi ini harus tetap terjaga agar masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Lukas menjelaskan, sejatinya ritual adat dan atraksi Pasola merupakan satu kesatuan rangkaian acara yang tidak dapat dipisahkan.
Rato Yagi Riada dari Kampung Praigoli, Kecamatan Wanokaka, mengaku baru kali ini pelaksanaan Pasola tanpa atraksi lempar lembing. Meski demikian, dia memaklumi karena saat ini pandemi Corona.