China Ancam Indonesia dan Negara ASEAN akan Dirudal Bila Macam-macam di LCS, AS Kirim Kapal
Negara Tirai Bambu itu mengancam akan menembakan rudalya ke araha negara-negara yang berani macam-macam dengan China di Laut China Selatan
Badan Pengawasan Situasi Strategis Laut China Selatan melaporkan, sebuah kapal pengintai AS telah berlayar di sekitar Kepulauan Paracel sejak Selasa lalu.
“USNS Impeccable sedang berlayar di sekitar Kepulauan Paracel, dan kemana tujuannya? Jalur jalur reguler semacam ini tidak biasa untuk kapal pengintai di daerah ini," kata lembaga pemikir China itu via Twitter, Jumat (26/2).
AS juga mengirim pesawat pengintai untuk terbang di atas Laut China Selatan di lepas pantai Taiwan pada Sabtu, kata lembaga pemikir itu.
USNS Impeccable berada di tengah-tengah konfrontasi pada tahun 2009 ketika kapal pengintai laut tak bersenjata itu dibayangi oleh lima kapal China di lepas pantai selatan pulau Hainan. Insiden itu memicu perselisihan diplomatik antara Beijing dan Washington.
Ketegangan meningkat antara China dan AS, dengan Beijing berulang kali memprotes operasi militer AS di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Awal pekan ini, setidaknya ada 10 pesawat pembom China, termasuk pesawat H-6J angkatan laut China yang paling canggih, mengambil bagian dalam latihan serangan maritim di perairan, setelah peningkatan kehadiran militer AS di daerah tersebut.
* Pantasan Berani Tantang AS dan India, Ternyata Segini Kenaikan Anggaran Militer China Tahun 2021
Tak gentar hadapi ancaman Amerika Serikat ( AS ) dan India, ternyata China punya anggaran militer yang cukup fantastis.
Pada tahun 2021 ini, anggaran militer China diperkirakan akan naik signifikan.
Pantasan berani tantang AS dan India.
China menghadapi ancaman AS dalam konflik di Laut China Selatan.
Sementara dengan India, China masih berkonflik soal perbatasan wilayah darat.
Pada Mei tahun lalu, ketika banyak dari dunia luar tidak yakin tentang situasi keuangan China setelah pukulan besar Covid-19, negara itu masih menetapkan target pertumbuhan anggaran pertahanan sebesar 6,6%. Ini turun dari target pertumbuhan di 2019 sebesar 7,5%.
Hal itu menghasilkan rancangan anggaran 1,268 triliun yuan atau US$ 196,44 miliar (setara dengan Rp 2.750 triliun, kurs Rp 14.000US$). Angka yang melampaui prediksi banyak orang.
Para analis menilai, tahun ini, ekonomi China sedang pulih dan akan memberikan momentum yang lebih kuat untuk pertumbuhan yang stabil dari anggaran pertahanan.