Breaking News

Siviardus Marjaya : NTT Masuk Urutan Ketiga Daerah Termiskin di Indonesia Karena Banyak Indikator

Kata Siviardus Marjaya : NTT masuk urutan ketiga daerah termiskin di Indonesia karena banyak indikator

Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Siviardus Marjaya : NTT Masuk Urutan Ketiga Daerah Termiskin di Indonesia Karena Banyak Indikator
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Dr. Ir. Siviardus Marjaya, MMA, Dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Jumat (19/2/2021).

Kata Siviardus Marjaya : NTT masuk urutan ketiga daerah termiskin di Indonesia karena banyak indikator

POS-KUPANG.COM | KUPANG--Sampai saat ini NTT masih menduduki peringkat 3 propinsi termiskin di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat. Ada beberapa indikator yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di NTT. Salah satunya adalah tingginya tingkat pendidikan.

"Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan, cara berpikir, keterampilan maupun cara bertindak seseorang. Orang yang masih tinggal di pedesaan adalah orang-orang yang kurang memiliki akses terhadap teknologi dan dunia luar," kata Dr. Ir. Siviardus Marjaya MMA kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (18/2/2021).

Calista, Bocah Penderita Tumor Asal Wudi Manggarai Kini Telah Dioperasi, Maria: Terima Kasih

"Anak-anak pedesaan yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung untuk tinggal dan mencari pekerjaan di kota ketimbang balik ke kampung untuk membangun desa. Akhirnya orang desa akan tetap saja hidup miskin karena masih dibangun oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dan pendidikan yang rendah, sementara tuntutan dunia kerja untuk merubah kehidupan lebih baik membutuhkan orang yang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang cukup," kata Siviardus

Kata Siviardus bahwa, selain tingkat pendidikan di NTT yang masih tinggi, ada juga lapangan pekerjaan yang masih minim bagi masyarakat.

Pembunuhan di Sumba Timur - Polres Sumba Timur Masih Selidiki Motif

Ia menjelaskan bahwa, keterbatasan lapangan pekerjaan akan membawa dampak terhadap kemiskinan pada masyarakat di NTT.

Lapangan pekerjaaan di NTT sangat terbatas sementara kelompok usia kerja hampir 30% dari total penduduk yang ada.

Keberadaan industri-industri di NTT juga merupakan penyebab orang menganggur karena tidak mendapatkan pekerjaan. Industri yang paling banyak menyerap lapangan kerja satu-satunya adalah industri pertanian.

Ia berharap agar Masyarakat keluar dari zona kemiskinan dan dapat menciptakan lapangan kerja baru pada industri pertanian namun kemunkinannya akan sangat kecil karena masyarakat pedesaan dan miskin mempunyai keterbatasan keterampilan maupun modal.

Ia juga menegaskan agar masyarakat harus diberi motivasi terkait dengan lapangan pekerjaan.

"Penyebab kemiskinan lain adalah motivasi bekerja. Hal yang paling sering membuat seseorang tak ingin maju karena tidak memiliki motivasi untuk bekerja, dan tidak mau keluar dari zona aman. Mereka merasa nyaman dengan hidupnya yang sekarang dan beranggapan bahwa kemiskinan itu adalah takdir yang tidak dapat dihilangkan, mungkin itulah cara hidup mereka (way of life), orang malas dan tetap tidak memiliki motifasi akan tetap malas, mungkin itulah kemiskinan terstruktur," ungkapnya

Namun, kata Siviardus, jumlah tanggungan keluarga merupakan hal yang cukup signifikan yang mempengaruhi kemiskinan.

Dikatakannya, ketika sesorang memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak maka beban hidupnya tentu saja akan bertambah pula.

"Budaya masyarakat NTT yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi terkadang menampung anak-anak keluarga untuk tinggal dalam satu keluarga menyebabkan tanggungan keluarga dan biaya hidup bertambah. Dengan begitu seseorang diharuskan untuk meningkatkan pendapatannya sesuai dengan berapa jumlah anggota yang harus tanggungnya," terangnya

Salah satu indikator masyarakat miskin adalah karena keterbatasan sumber daya alam ataupun sumber modal. Propinsi NTT merupakan salah satu propinsi dengan kondisi agroklimat yang kering yang merupakan daerah semi ringkai/semi arid dengan kondisi Sumberdaya Alam (SDA) yang terbatas, (tanah tidak subur, air kurang, curah hujan rendah dan lain-lain).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved