Waspadalah, Petir Renggut Korban Lagi di Kupang dan Manggarai Barat
Waspadalah, petir renggut korban lagi di Kabupaten Kupang dan Manggarai Barat
Waspadalah, petir renggut korban lagi di Kabupaten Kupang dan Manggarai Barat
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Hujan disertai angin dan petir yang melanda wilayah Kabupaten Kupang dan Manggarai Barat merenggut nyawa dua orang warga.
Sabur Karenius Banunut (18) warga Desa Passi, Kecamatan Fatuleu Tengah, Kabupaten Kupang dan Petrus Santu (50), petani di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) ditemukan sudah tidak bernyawa. Keduanya diduga tewas tersambar petir.
• Parodi Situasi 14 Februari 2021: Valentine Pertama dalam Covid
Kapolres Kupang, AKBP Aldinan RJH Manurung, SH, SIK, MSi melalui Paur Humas, AIPDA Randy Hidayat kepada Pos Kupang, Sabtu (13/2) malam menjelaskan, Sabur adalah pelajar beralamat di RT 06/RW 03 Dusun III Desa Passi ditemukan tewas yang diduga disambar petir. Sementara korban lain atas nama, Simsion Tapatab (16) seorang pelajar beralamat di RT 06/ RW 03, Dusun 2, Desa Passi selamat.
Randy menyebutkan, pada Sabtu (13/2) sekitar pukul 09.52 Wita Sabur bersama Simson Tapatab pergi mencari jaringan internet di sekitar TKP di Naitiu. Ketika hujan rintik, kedua korban bernaung di bawah pohon kayu putih.
• Penanganan Covid-19 Pemprov NTT Targetkan Refocusing Anggaran Capai Rp 300 Miliar
Namun hujan bertambah lebat disertai petir dan guntur. Sekitar pukul 11.00 Wita kedua korban diduga tersambar petir yang mengakibatkan Sabur meninggal.
Sedangkan Simson Tapatap mengalami luka memar di bibir , memar di perut bagian kiri dan tangan kiri. Simson lalu meminta pertolongan Ridolof Uli Bire.
Dikatakan Randy, dalam peristiwa ini, keluarga korban Sabur menerima kematian sebagai musibah dan membuat surat penolakan autopsi.
Lagi Mencari Kayu
Dari Labuan Bajo dilaporkan, Petrus Santu (50), petani di Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), ditemukan tewas disambar petir, Jumat (12/2) saat hujan deras disertai petir di wilayah tersebut.
"Kami 10 orang yang mencari dia dan saat ditemukan jenazahnya menghitam, seperti terbakar," kata Vinsensius Vebrin (45) selaku ipar korban.
Vinsensius menuturkan, korban sementara membangun rumahnya dan membutuhkan beberapa lembar kayu. Untuk itu, korban meminta Suhardi (tetangga korban) untuk memotong kayu dolken sebanyak 40 batang.
Namun lanjut Vinsensius, beberapa saat kemudian korban pamit dari rumah ke Lingko (kebun) Pilipo Dusun Capi Desa Golo Bilas guna memotong kayu dengan membawa dua bilah parang.
Kata Vinsensius, hingga larut malam korban tak kunjung kembali ke rumah. Karena merasa khawatir, istri korban, Yuliana Milda (45) menemuinya untuk mencari korban.
Vinsensius bersama 9 kerabat korban selanjutnya menuju lokasi pukul 20.30 Wita.
Sampai di lokasi, Vinsensius dan keluarga terkejut saat menemukan korban yang berada di samping kayu dolken telah meninggal dunia.