Laut China Selatan

Unik, Begini Cara Menhan Buat China Tak Nyelonong di Natuna, Diam-diam Kapal Bakamla Dipersenjatai?

Unik, Begini Cara Menhan Prabowo Buat China Tak Nyelonong di Natuna, Diam-diam Kapal Bakamla Dipersenjatai?

Editor: Gordy Donofan
zoom-inlihat foto Unik, Begini Cara Menhan  Buat China Tak Nyelonong di Natuna, Diam-diam Kapal Bakamla Dipersenjatai?
Istimewa
Prabowo Subianto

Lokasi ini berdekatan dengan Laut China Selatan yang belakangan mengalami eskalasi tinggi antara negeri tirai bambu dan Amerika Serikat.

Laksdya Aan Kurnia mengaku bersyukur karena Bakamla mendapat dukungan penggunaan senjata.

"Bakamla baru mendapat izin beli senjata baru bulan Agustus tahun lalu, tapi ini masih bersyukurlah karena kita sudah ada senjata," kataLaksdya Aan Kurnia.

Laksdya Aan Kurnia menyebut, kondisi Laut China Selatan saat ini sangat dinamis seiring kian asertifnya posisi China yang direspons negara besar, misalnya AS.

Ketegangan di kawasan tersebut pun diprediksi akan terus mengalami eskalasi.

"Di mana ada risiko peningkatan eskalasi dan spil over konflik," kata dia.

Sebelumnya Laksdya Aan Kurnia mengungkapkan senjata yang dibeli Kemenhan untuk Bakamla masih kalah besar dari coast guard China yang sudah memakai meriam kaliber 75 mm.

"Jadi selama ini coast guard China, coast guard Vietnam meriamnya sudah gede-gede, sudah 75, 57, saya mau beli senjata saja nggak boleh. Kemarin saya menghadap Pak Menhan langsung, aturan-aturan kita lihat ternyata boleh, bisa dan alhamdulillah bisa," ujar Laksdya Aan Kurnia dalam acara konferensi pers capaian kinerja Bakamla RI tahun 2020, di Markas Besar Bakamla, Jakarta Pusat, 30 Desember 2020.

Sebelumnya, Bakamla hanya dibekali senjata peluru karet.

Laksdya Aan Kurnia mengungkapkan tahun ini, petugas Bakamla sudah boleh menggunakan senjata berkaliber 30 mm dan senjata perorangan.

"Senjata kaliber diizinkan sementara hanya menggunakan 30 mm paling besar, kemudian ke bawahnya 12.7 sama senjata perorangan itu saja," ungkapnya.

Namun demikian, Laksdya Aan Kurnia menegaskan, petugas yang menggunakan senjata tersebut tidaklah mematikan. Karena petugas Bakamla dipersenjatai hanya untuk keamanan diri apabila sedang bertugas di laut.

"Ingat, senjata yang saya gunakan ini bukan untuk mematikan, tapi hanya untuk self defense, hanya untuk bertahan saja, kita tidak perlu senjata besar, kaliber besar seperti angkatan laut tapi paling tidak untuk membela diiri kalau memang ini diperlukan. Izinnya sudah secara resmi kita dapat bulan Agustus tahun 2020," tambahnya.

Penandatangan kontrak kerjasama pengadaan senjata dan amunisi 12,7 mm dari Pindad dilaksanakan di Gedung Perintis, Mabes Bakmala RI, Jalan Proklamasi Nomor 56, Jakarta Pusat, 9 September 2020.

"Saya gunakan nanti di kapal (ukuran) 48 meter, 80 meter, dan 110 meter. Semua kapal yang dimiliki Bakamla akan saya gunakan ini," kata Laksdya Aan Kurnia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved