Opini Pos Kupang
Sensus Penduduk 2020 Bisa Mengubah NTT
Tidak ada yang mengira untuk pertama kalinya dalam 75 tahun Indonesia merdeka, sejarah baru Satu Data Indonesia tercipta
Populasi penduduk NTT yang dirilis minggu lalu mengungkapkan bahwa lebih dari separuh total populasi penduduk sekarang adalah anggota Generasi Z dan Generasi milenial atau Generasi Y.
Hal ini menyebabkan perbedaan generasi yang mencolok dalam keanekaragaman. Sekitar 34,72 persen Generasi Z; sedangkan Milenial 25,17 persen sehingga total kedua generasi tersebut sebesar 59,89 persen atau tiga per lima dari populasi.
Di antara generasi yang lebih muda, Generasi Z mendominasi populasi sebesar 34,72 persen yaitu mereka yang berusia 8 hingga 23 tahun, meskipun generasi yang lebih besar setelah mereka yaitu Generasi Milenial atau Generasi Y berusia 24 hingga 39 tahun berada di urutan kedua sebesar 25,17 persen.
Perbedaan generasi ini penting untuk perencanaan sektor publik dan swasta, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan populasi muda yang semakin beragam. Kesenjangan generasi dalam keberagaman juga mendorong apa yang saya sebut sebagai "kesenjangan generasi budaya", yang telah memengaruhi politik.
Penting untuk dipahami bahwa seiring bertambahnya usia generasi yang lebih muda dan beragam ini, selera, nilai, dan orientasi politik mereka akan menjadi "arus utama" bangsa. Memasuki tahun 2021, generasi milennial pertama sudah menginjak usia 40 tahun.
Pada dekade terakhir, Generasi Z terus diteliti sebab di dunia ini, belum pernah ada generasi yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi seperti mereka. Generasi Z adalah masa depan. Karena itu penting bagi para pelaku industri untuk memahami perilaku dan kebiasaan mereka.
Di tengah situasi yang memprihatinkan akhir-akhir ini, menjaga mereka untuk tetap produktif memerlukan upaya ekstra tersendiri. Rasa jengkel, marah, bosan yang bercampur aduk atau dikenal dengan istilah Cabin Fever atau Demam Kabin, seperti berada di dalam kabin pesawat terbang.
Harga internet paket diturunkan dapat menjadi salah satu solusi agar meskipun terkurung dalam rumah mereka tetap bisa bersosialisasi dengan keluarga, kolega dan lainnya atau menonton YouTube sehingga tetap bisa melakukan kegiatan dari dalam rumah.
Bisa Mengubah NTT
Akademisi bisa mengubah dunia, kalau mereka berhenti berbicara diantara mereka sendiri. (Wijayanto, Ph. D.). SP 2020 bisa mengubah NTT dengan gerakan sosial.
Tanpa gerakan sosial ilmu pengetahuan tidak bergerak ke mana-mana, bukan berarti tidak berguna. Gerakan sosial, tidak lain dari kegiatan memobilisasi masyarakat ke arah suatu tujuan.
Bagaimana dengan hasil SP 2020? Dari Hasil SP 2020 diharapkan kita mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai arah utama pembangunan untuk meningkatkan tingkat hidup masyarakat dan dengan itu tercapai dua hal: pertama, pembangunan kita pada umumnya tidak semata-mata menganjurkan peningkatan ilmu pengetahuan akan tetapi menaikkan taraf hidup ekonomi dengan memanfaatkan potensi Bonus Demografi yang ada.
Kedua, dengan kenaikan taraf hidup dalam arti ekonomi diharapkan terjadi peningkatan kehidupan ilmu pengetahuan terutama bagi Generasi Z yang merupakan bagian terbesar populasi. Karena itu SP 2020, bukan sekedar pekerjaan ilmu pengetahuan rutin 10 tahunan akan tetapi suatu gerakan, menanam kesadaran bahwa tingkat hidup yang tinggi adalah bagian dari ilmu pengetahuan.
Dari hasil SP 2020 yang telah dirilis akhir pekan lalu, kita mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang populasi. Dari gambaran yang lebih luas kita optimis kita dapat mengubah NTT. (*)