Berita Malaka Terkini

Satgas Yonarmed 3/105 Tarik Bina Fisik Pemuda Perbatasan, Begini Suasana Latihan INFO

Menjadi seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan wujud tindakan nyata warga negara dalam upaya pembelaan negara untuk menegakkan k

Penulis: Edy Hayong | Editor: Ferry Ndoen
Dok. Satgas Yonarmed 3/105 Tarik.
Pemuda perbatasan RI-RDTL olahraga fisik yang dibina anggota Satgas Yonarmed 3/105 Tarik. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong

POS-KUPANG.COM I BETUN---Menjadi seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan wujud tindakan nyata warga negara dalam upaya pembelaan negara untuk menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. 

Pilihan dan jalan hidup menjadi seorang prajurit TNI memiliki banyak tantangan bahkan risiko, selain harus lepas dari status sipil, mereka juga harus siap berkorban jiwa dan raga untuk menjaga keselamatan bangsa demi tetap tegaknya kedaulatan NKRI.

Tantangan dan resiko sebagai seorang prajurit TNI ini ternyata tidak menyurutkan keinginan para pemuda, bahkan tidak sedikit yang sudah mencita-citakannya sejak kecil.

 Namun menjadi seorang prajurit TNI bukanlah perkara mudah, ada persyaratan dan serangkaian tahapan seleksi harus dilalui. Kesiapan fisik yang sehat dan prima, kecerdasan, keberanian, kedisiplinan, ketangkasan serta mental yang kuat harus dimiliki sejak dini.

Sama halnya dengan para pemuda di perbatasan RI-RDTL yang sangat mengimpikan dirinya bisa mengabdikan diri menjadi seorang prajurit TNI. 

Inilah yang dilakukan Paulinus Ariantius Efi (19) dan Dominggus Laku (18), yang memiliki cita-cita menjadi seorang prajurit TNI kelak.

 Melihat semangat keduanya, Danpos Auren Satgas Yonarmed 3/105 Tarik a.n. Letda Arm Paulus Willem Septinus Sumbari, S.Tr.(Han)., terdorong untuk memberikan arahan, pembekalan dan pelatihan kepada kedua pemuda tersebut yang bertempat di Dusun Lalebun, Desa Alas Selatan, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Diungkapkan Dansatgas Yonarmed 3/105 Tarik, Letkol Arm Laode Irwan Halim, S.I.P., M.Tr.(Han), Rabu (3/2)., bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dapat menjadi seorang prajurit TNI. 

Namun segala sesuatu tetap harus dipersiapkan, untuk dapat memenuhi semua hal yang dipersyaratkan sebelum nantinya dididik menjadi seorang prajurit TNI yang sebenarnya.

“Menjadi prajurit TNI, baik Perwira, Bintara maupun Tamtama itu sama saja, karena yang dituntut adalah kesiapan dan kerelaan berkorban untuk negaranya. Inilah resiko terberat yang harus diterima, jadi jangan mengharapkan kekayaan dari profesi ini. Tapi lihatlah nilai luhur karena tugas mulianya,” ungkapnya.

Kegagalan saat seleksi Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI AD tahun lalu, ternyata tidak mematahkan semangat keduanya. 

Justru mereka semakin gigih berlatih, mereka datang ke pos untuk meminta arahan dan pembekalan kepada anggota pos agar mereka dapat lebih siap mengikuti seleksi tahun ini.

“Kita tidak boleh mematahkan semangat dan impian mereka, pastinya mereka ingin belajar langsung dari anggota pos yang sudah lebih dulu menjadi prajurit TNI. Semangat inilah yang mendorong anggota pos berusaha membantu mengasah kemampuan dan menggali potensi yang mereka miliki,” tambahnya.

Dansatgas menilai kegigihan kedua remaja ini luar biasa, tekad dan kemauan mereka sangat kuat. Walaupun gagal waktu seleksi tahun lalu, mereka tidak patah semangat untuk bangkit dan berlatih lagi untuk seleksi tahun ini.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved