Kisah Hidup Pasturi yang Tewas Tertimbun Longsor, Pekerja Keras dan Suka Menolong

Runtuhan batu dipagi buta itu tidak sempat dihindari karena keduanya masih tertidur pulas. Dua batu besar itu akhirnya merenggut

Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Kisah Hidup Pasturi yang Tewas Tertimbun Longsor, Pekerja Keras dan Suka Menolong
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Pasangan suami istri, Paulus Takela dan Mery Welmince

Rasa trauma ini lebih dirasakan oleh pasangan suami isteri, Adriana Snae dan Siprianus Tanu serta kedua anak mereka yang masih balita. Pasalnya, keluarga ini selamat dari maut sesaat mereka berhasil keluar dari kamar kos. Terlambat satu menit saja, nyawa mereka akan melayang tertimbun longsoran batu besar. 

Adriana menuturkan, pada malam sebelum peristiwa yang merenggut nyawa dua sejoli itu, hujan disertai angin kencang melanda Kota Kupang. Suasana begitu mencekam. 

Malam itu, ia dan suaminya tidak bisa tidur sama sekali karena anak bungsu mereka terus-menerus menangis. Tangisan bayi mereka itu, tidak seperti biasanya. Tangisan bayi itu semakin menjadi disaat suami Adriana hendak menutup pintu kamar. 

Ia bersama suaminya pun memutuskan untuk tidak tidur, apalagi pintu dalam keadaan terbuka. Sekira pukul 5:00 Wita, terdengar suara gemuruh di sekitar bantaran kali. Gemuruh itu menyebabkan tanah bergetar keras.

Adriana dan suaminya pun bergegas menggendong kedua anaknya keluar dari kamar, karena mengira itu gempa bumi. Belum jauh keluar dari kamar kos, dua buah batu berukuran besar menghantam kamar kos mereka hingga hancur berantakan. 

Saat itu, ia mengaku sempat mendengar jeritan tolong dari pasutri nahas tersebut. Kedua pasrutri itu tak bisa menyelamatkan diri karena saat itu, masih tertidur pulas. Keduanya pun ditemukan tewas dihantam longsoran batu.

"Mungkin ini jalan Tuhan lewat anak untuk selamatkan kami. Jika saja, malam itu, anak tidak rewel, mungkin kami juga ikut jadi korban," ujarnya sambil menitikkan air mata. 

"Saya dan suami sempat berteriak, tapi mungkin korban lagi tidur nyeyak. Om Paul masih sempat berteriak minta tolong, sedangkan tanta Mery sudah tidak ada suara," sambungnya. 

Sementara itu, pemilik kos, Paulus Kolo mengaku waktu kejadian longsor, penghuni kos masih tertidur.

Ia mengatakan, dua adik pasutri itu juga menghuni kamar kos yang bersebelahan dengan kamar kos mereka. 

Menurut dia, jika saja batu itu tidak menghantam pohon, maka kedua adik pasutri itu yang menjadi korban.

Baca juga: Bupati Nagekeo Ambil Sumpah 12 ASN Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Lihat Daftar Namanya

Baca juga: Tambah 9 Kasus Positif Covid-19, Nagekeo Kembali Zona Merah, Lihat Rinciannya

Baca juga: Simak Beberapa Tips Sederhana untuk Merawat Mata Agar Tetap Sehat, Wajib Lakukan Hal Ini

"Sebenarnya yang menjadi korban adalah kedua adik pasutri ini. Di belakang kos ada pohon besar. Saat batu menghantam pohon, batu itu berbalik arah dan menghantam kamar kos pasutri itu," tutupnya.(*/pres release anmar ola keda)
 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved