Akhirnya Terbongkar, China Telah Jadikan Pulau Sengketa Jadi Pangkalan Militer di Laut China Selatan

Untuk memperkuat klaimnya, Beijing telah membangun pangkalan militer di pulau-pulau, baik yang dibuat secara alami maupun buatan, di daerah tersebut.

Editor: Frans Krowin
24h.com.vn via Intisari.grid.id
Pangkalan militer di Laut China Selatan. 

Akhirnya Terbongkar, China Telah Jadikan Pulau Sengketa Jadi Pangkalan Militer di Laut China Selatan

POS-KUPANG.COM - Hampir setahun terakhir, China tak henti-hentinya mengklaim Laut China Selatan sebagai miliknya.

Bahkan tak segan-segan menerjunkan militernya untuk melawan negara lain yang dinilainya mengganggu keamanan China di Laut China Selatan.

Tentu saja klaim China atas wilayah tersebut tumpang tindih dengan tawaran saingan dari enam tetangganya.

Sementara kekuatan utama barat, termasuk Amerika Serikat (AS), menolak untuk mengakui kedaulatan atas China atas Laut China Selatan.

Namun untuk memperkuat klaimnya, Beijing telah membangun pangkalan militer di pulau-pulau, baik yang dibuat secara alami maupun buatan, di daerah tersebut.

Sebagian besar proyek reklamasi tanah Laut China Selatan di Beijing selesai pada tahun 2017.

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (23/1/2021), menurut dokumen yang dilihat oleh Radio Free Asia (RFA) pekerjaan terus berlanjut di Pulau Woody selama beberapa tahun terakhir.

Penilaian dampak lingkungan Februari 2019 mengungkapkan bahwa pihak berwenang China merencanakan program kerja besar di sisi utara pulau.

Ini termasuk membangun tembok laut senilai 337 meter dan dermaga pasir sepanjang 55 meter.

Kapal Induk US Navy saat beroperasi di Laut China Selatan
Kapal Induk US Navy saat beroperasi di Laut China Selatan (Usni News)

Citra satelit yang dilihat oleh RFA juga menunjukkan bahwa China melanjutkan pekerjaan di Pulau Woody pada tahun 2020 dengan proyek pembangunan dan pengerukan besar di awal tahun.

Mulai Juni dan seterusnya, mereka mereklamasi sekitar 30.000 meter persegi tanah segar untuk memperbesar ukuran pulau.

Pulau Woody berfungsi sebagai pangkalan utama Tentara Pembebasan Rakyat China.

Menurut RFA kemungkinan akan terus diperluas tahun ini, dengan kontrak telah ditandatangani dengan Design Institute Company Limited dan CCCC Water Transport Planning untuk menyelesaikan pekerjaan baru.

AS dan kekuatan barat lainnya, telah mengirimkan kapal perang dalam patroli 'kebebasan navigasi' melalui Laut China Selatan untuk menunjukkan penolakan mereka atas klaim kedaulatan Beijing.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved