Anggota TNI Gugur Di Medan Tugas Ditembak KKB Papua, Padahal Sang Pacar Sedang Menunggu Dinikahi

Menjadi prajurit TNI merupakan tugas yang mulai karena prajurit TNI yang menjalankan tigas sambil mempertaruhkan nyawa dari tembakan kelompok ekstrimi

Editor: Alfred Dama
TribunLombok.com/Sirtupillaili | Instagram @gardadepan_ind
UPACARA MILITER: Jenazah Pratu Dedi Hamdani diserahkan ke TNI untuk dimakamkan secara militer, Minggu (24/1/2021). 

Anggota TNI Gugur Di Medan Tugas Ditembak KKB Papua, Padahal Sang Pacar Sedang Menunggu Dinikahi

POS KUPANG.COM -- Menjadi prajurit TNI merupakan tugas yang mulai karena prajurit TNI yang menjalankan tigas sambil mempertaruhkan nyawa dari tembakan kelompok ekstrimis bersenjata yang ingin membuat kekacauan

Seperti anggota TNI ini yang gugur ditembak  KKB Papua , padahal sang prajurit sedang dinanti oleh kekasinya untuk dinikahi

Ibunda Pratu Dedi Hamdani, berulang kali tersungkur pingsan saat mengantarkan jenazah putranya ke peristirahatan terakhir.

Sarmiati merasa menyesal karena mengabaikan panggilan terakhir Hamdani di Kamis malam sebelum ia tewas dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Hamdani yang merupakan prajurit TNI itu gugur dalam kontak senjata yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Kapal Induk AS Masuk Laut China Seletan Setelah Joe Biden Dilantik,China Kerahkan 21 Pesawat Militer

Baca juga: Sudah 2 Tahun Menikah, Syarini Tak Kunjung Hamil, Reino Barack Tiba-tiba Ungkap Hal Ini 

Baca juga: Otak Mbak You Dianggap Tak Beres,Corbuzier & Gus Miftah Bingung AdaOrang Ngaku DinikahiSiluman Ular

"Pratu Dedi Hamdani dari Pos Hitadipa, gugur saat melakukan pengejaran kepada KKB yang melakukan penembakan terhadap Pos Titigi."

"Korban ditembaki secara membabi buta dari arah ketinggian di hutan yang terletak antara Kampung Sugapa Lama dan Kampung Hitadipa," kata Suriastawa lewat keterangan tertulis, Jumat, dikutip dari Kompas.com.

Selain Pratu Dedi Hamdani, korban lain yakni Pratu Roy Vebrianto, yang mana jenazah keduanya dievakuase ke Kabupaten Mimika.

Saat mengantar pemakaman Hamdani, ibundanya, Samiarti menangis histeris teringat mendiang.

Dengan tergopoh-gopoh dan meronta, Samiarti berusaha menerobos barisan TNI saat upacara pemakaman militer dilakukan.

"Jangan halangi saya, saya mau melihat dia dikubur," ucap Sarmiati.

Duka itu makin mendalam ketika ia teringat telah mengabaikan tiga panggilan terakhir Hamdani.

"Yang buat saya sedih itu, pas malam Jumat kemarin, dia nelepon sebanyak tiga kali, tapi saya waktu itu sedang shalat di mushalla," katanya.

"Saya coba telpon balik, tapi ndak aktif handphonenya, nah itu saya sangat penasaran mungkin pesan apa yang ingin disampaikan, sebelum meninggal itu," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved