Terharu! Suami Istri di Belu Positif Rapid Antigen. Gugus Tugas Belum Manangani
Pasangan suami istri di Kota Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi NTT berinisial TKM dan DM terkonfirmasi Positif Rapid Antigen
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
"Tidak ada pengarahan sedikit pun misalny kamu tenang, segera pulang ke rumah dan isolasi mandiri, tahapan-tahan yang harus dilakukan seperti apa. Ini semua sama sekali tidak disampaikan. Hanya disuruh pulang dan dijanjikam akan ada petugas yang datang kesana. Tapi sampai saat ini belum ada petugas yang datang", keluh TKM.
Meski tanpa penanganan dari Gugus Tugas, TKM bersama suami tetap taat melakukan isolasi mandiri. Namun hal yang membuat mereka kesulitan adalah pasokan makanan dan obat menipis bahkan habis. Sebab, sejak mereka dinyatakan positif rapid antigen tiga hari lalu, ia bersama suaminya langsung pulang rumah tanpa singgah-singgah. Bahkan niat untuk membeli makanan dan obat pun mereka batalkan karena mereka khawatir orang lain yang akan bertemu mereka bisa terjangkit Covid-19 dari mereka.
"Sejak kami disampaikan positif, hari itu dan saat itu kami dari rumah sakit langsung pulang rumah tidak singgah kemana-mana. Sampai kami mau berpikir beli kebutuhan makanan dan obat saja kami tidak singgah lagi karena kami tidak mau yang lain akhirnya terkena lagi gara-gara kami. Akhirnya kami bertahan. Tapi sampe hari ini tidak ada yang datang melihat kami", keluhnya lagi.
TKM mengungkapkan, ia bersama suami sungguh menderita di situasi seperti ini. Mereka terus bertahan dalam kondisi kelaparan di rumah akibat kehabisan stok makanan. Mereka mentaati protokol kesehatan yakni mengisolasi mandiri namun ada hal penting lain yang harus mereka butuhkan seperti makanan dan obat-obatan yang mungkin bisa menyembuhkan gejala Covid-19.
Niat untuk keluar rumah walaupun sebentar saja mereka tidak lakukan karena khawatir mereka dianggap sebagai penyebar virus bagi sesama. Tidak ada pilihan lain selain bertahan di rumah meski perut kosong.
"Kalau kami bisa nekad saja kami bisa keluar. Tapi apakah menjamin itu tidak menularkan kepada orang lain? Kami juga tidak tega buat begitu. Kami cukuplah, kalau ini adalah derita kami, jangan sampe ada sesama kita di luar sana yang terkena lagi. Jadi kami betahan sudah. Mau mati ini bisa-bisa saja mati karena kelaparan di dalam rumah karena ketiadaan makaan", pinta TKM.
TKM meminta gugus tugas kiranya bisa mengontrol mereka walaupun sekali saja. Kedatangan petugas gugas sangat penting bagi mereka supaya mereka mendapat arahan, termasuk menangani anggota keluarga mereka yang lain dalam rumah. Syukur-syukur bila petugas gugus bisa memberikan obat atau resep obat yang harus diminum. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas)