Letak Dermaga Nangakeo Ende Sejak Awal Dipersoalkan, Ini Dampaknya Untuk Warga
revitalisasi dermaga tersebut, yang mana salah satu item pembangunannya mengubah posisi dermaga menjadi tegak lurus
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Menurutnya sejak awal pembagunan pelabuhan tersebut terjadi pro dan kontra antara PT yang bertanggung jawab mengerjakan dengan warga setempat mengenai letak dermaga.
"Kalau yang sudah terbangun saat ini itu bukan kemauan warga tapi dari PTnya. Warga usulkan dermaganya harus agak menyerong sehingga tampak lurus dengan tanjung ia. Yang dibangun kan bukan seperti itu, malah lurus ke arah barat sehingga ketika ombak datang pukul kapal dan pasti guncangan besar antara kapal dengan dermaga," jelasnya.
Akibatnya, kata Kades, saat kapal berlabuh tidak bisa lama-lama karena terus dipukul ombak. Dampak ikutannya dagangan warga pedagang asongan tidak laku, karena kapal hanya berlabuh sebentar saja.
"Saya pernah omong dengan kapten kapal saat dermaga ini masih operasi, saya bilang pak kenapa tidak lama sedikit berlabuh kasihan kan pedangang dagangannya tidak laku. Kapten jawab kalau terlalu lama air makin banyak masuk ke dalam kapal dan itu berbahaya. Dia bilang begitu," ungkapnya.
Kades mengaku ingin agar ada solusi terkait problem yang mereka hadapi tersebut, terutama para pedagang asongan yang sampai saat ini masih terlilit utang juga biaya pajak yang seharusnya dibayar oleh Dinas Perhubungan Provinsi NTT.
Dia mengaku pelabuhan Nangakeo saat ini telah beralih fungsi menjadi tempat mabuk dan pacaran. Ia berharap oknum-oknum yang suka mabuk di pelabuhan agar berhenti.
Hal senada diungkap oleh Asomon Karim salah seorang warga setempat yang ditemui POS-KUPANG.COM di halaman belakang ruang tunggu pelabuhan Nangakeo.
Saat ditemui Asomon dan dua rekannya tengah menjempur biji kakao di halaman yang masih dalam area pelabuhan.
Menurutnya, mereka menjemur biji kakao di situ pasca pelabuhan Nangakeo tidak beroperasi. "Yah pelabuhan ini tidak dipakai lagi, sekitar tahun 2010," ungkapnya.
Dia mengatakan, sudah menjadi rahasia umum ruang tunggu pelabuhan Nangakeo menjadi tempat mabuk dan pacaran.
"Apakah hanya pacaran, yah saya tidak berani omong lebih jauh. Itu lihat gambar-gambar di dalam kalau sudah mabuk mereka mulai buat sembarangan," katanya.
Pantauan POS-KUPANG.COM, mulai dari pintu masuk, gapura menuju pelabuhan sudah berantakan, atap dan seng bergelantungan, di gapura ada pos jaga namun sudah ditutupi tumbuhan liar.
Sebelah kiri dari setelah masuk gapura ada dua bangunan rumah tembok, namun atap dan pelafonnya sudah roboh. Sementara jalan menuju ruang tunggu dari gapura sudah ditumbuhi rumput liar.
Ruang tunggu pelabuhan lebih parah lagi. Semua fasilitas dalam ruang tunggu seperti meja dan kursi sudah tidak ada lagi. Tidak hanya itu semua kaca pintu dan jendela susah pecah dan berjahamburan di lantai.
Dinding-dinding ruang tunggu dipenuhi gambar dan tulisan, paling banyak gambar dan tulisan tak senonoh.
Baca juga: Wajib Tahu Guys, 8 Efek Buruk Saat Anda Konsumsi Garam berlebihan
Baca juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Positif Covid-19
Baca juga: 5 Makanan untuk Menjaga Kesehatan Prostat, Anda Pilih yang Mana ?
Sementara itu kondisi dermaga juga amat memerhatikan, pos jaga, jembatan sudah rusak parah. Tampak beberapa warga sedang memancing dari atas dermaga. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)