Berita Timor Leste

Timor Leste Berhasil Perangi Corona, Namun Penyumbang Penyakit Tertinggi di Dunia, Apa Itu?

Timor Leste Berhasil Perangi Corona, Namun Penyumbang Penyakit Tertinggi di Dunia, Apa Itu?

Editor: maria anitoda
via sosok grid.id
Timor Leste Berhasil Perangi Corona, Namun Penyumbang Penyakit Tertinggi di Dunia, Apa Itu? 

Warga juga mengawasi mereka yang memasuki Timor Leste melalui jalur darat dari Indonesia. Perbatasan dibuka sepekan sekali untuk warga yang ingin kembali ke rumah.

Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor Leste (CVTL), Anacleto Bento Ferreira, mengatakan bahwa pemerintah Timor Leste juga semeakin memperketat kontrol di perbatasan.

“Pemerintah juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari Indonesia,” kata Bento Ferreira.

Dia menambahkan, kontrol perbatasan yang ketat dan karantina negara telah memberikan waktu berharga untuk memperkuat sistem kesehatannya.

Di tengah Pandemi Corona Layanan Kesehatan Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah. Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19. Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya beru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.

Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri. Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.

Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang. Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.

Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, mengatakan bahwa Timor Leste memang tidak mengalami lonjakan jumlah pasien. Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.

Negara Timor Leste, terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain.

“Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.

Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporlkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.

“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk, yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/global/read/2020/12/29/105746770/timor-leste-catatkan-41-kasus-covid-19-dan-nol-kematian-ini-strategi?page=all#page1

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved