Penanganan Covid

Natalia Manek Diduga Jadi Korban Operasi Pendisiplinan Protokol Kesehatan di Sumba Timur

Sagita Desly Natalia Manek diduga menjadi korban saat adanya operasi pendisiplinan protokol kesehatan

Editor: Kanis Jehola
Pos Kupang.Com/Obby Lewanmeru
Sagita Desly Natalia Manek , warga Kelurahan Hambala, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur korban yang diduga dipukuli petugas, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (9/1/2021). 

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU -- Sagita Desly Natalia Manek , warga Kelurahan Hambala, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur diduga menjadi korban saat adanya operasi pendisiplinan protokol kesehatan (prokes).

Operasi ini dilakukan bersama antara Satuan Pol PP Kabupaten Sumba Timur dan Kodim 1601.

Natalia Manek yang ditemui di kediamannya, Sabtu (9/1/2021), mengatakan, dirinya dipukul oleh petugas yang sedang melakukan operasi di Kota Waingapu, Jumat (8/1/2021) malam.

Baca juga: Pemkab Sikka Bangun 49 Ruangan Isolasi Pasien Covid-19

Menurut Natalia, sekitar pukul 22.00 wita dirinya dibonceng oleh temannya Aldo melintas di jalan raya depan Taman Kota Waingapu. Mereka saat itu dari arah Payeti hendak kembali ke rumah.

Ketika melintas, ada petugas sedang melakukan operasi penertiban prokes.  "Saya dibonceng oleh kawan saya bernama Aldo. Saat itu, saya pakai masker, sedangkan Aldo tidak pakai dan ketika kami lewat ada petugas yang teriak 'woi'. Mereka tidak berhentikan secara baik-baik tapi ada yang langsung pukul saya pakai kayu," kata Natalia.

Baca juga: 146 Warga Jontona Masih Berada di Posko Kelurahan Lewoleba Tengah

Dijelaskan, saat itu dirinya merasa darah yang menetas dari wajahnya, dikira dari dahi ,ternyata darah keluar dari hidungnya.

Lebih lanjut dikatakan, mereka tidak berhenti tetapi langsung ke Rumah Sakit Imanuel karena dirinya takut kehilangan banyak darah.

"Saat itu darah keluar cukup banyak dan tidak berhenti. Masker, pakaian  saya penuh darah, bahkan kaca spion motor saja ada darah, sehingga saya ke Rumah Sakit Imanuel," katanya.

Ditanyai mengapa saat itu mereka tidak berhenti, ia mengaku takut karena sudah dipukul.

"Saya heran, saat itu saya pakai masker kok, kenapa saya yang jadi korban. Kita tidak berhenti , karena saat kita jalan saja sudah dipukul, apalagi kalau berhenti. Kita takut jangan sampai dikeroyok atau bagaimana kan. Terus terang saya rasa takut," ujarnya.

Didampingi oleh ibu kandungnya serta beberapa saudara, Natalia mengatakan, setelah keluarga mengetahui kejadian itu, sempat mencari petugas yang diduga memukul dirinya dengan tujuan apakah ada niat baik dan tindakan apa yang harus dilakukan.

Bahkan, Natalia mengakui, ada juga bahasa bahwa yang memukul dirinya itu bukan Sat Pol PP tetapi kemungkinan tentara karena ada operasi gabungan.

"Kita lihat jelas yang pukul ini pakai pakaian Pol PP, hanya saja tidak bisa melihat jelas muka atau wajah karena di lokasi tersebut gelap," katanya.

Dikatakan, setelah kejadian tersebut, dirinya bersama keluarga ke Polres. Sebelum memberi laporan, dirinya dan keluarga bersama polisi bertemu lagi dengan satuan Pol PP setelah itu barulah ke Polres Sumba Timur lagi untuk memberikan laporan.

Ditanyai bagian tubuh yang dipukul, ia mengatakan, lengan kanan, hidup dan dahi. "Itu yang saya rasa dan tidak tahu mungkin ada bagian lain yang juga terkena pukulan," katanya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved