Opini Pos Kupang

Golkar dan Metamorfosis Tak Sempurna (Mencermati hasil Pilkada NTT 9 Desember 2020)

Golkar dan Metamorfosis Tak Sempurna (Mencermati hasil Pilkada NTT 9 Desember 2020)

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Golkar dan Metamorfosis Tak Sempurna (Mencermati hasil Pilkada NTT 9 Desember 2020)
Dok POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

Partai Golkar dan Metamorfosis Tak Sempurna (Mencermati hasil Pilkada NTT 9 Desember 2020)

Oleh : Robert Bala Diploma Resolus Konflik Asia Pasifik, Facultad Ciencia Politica, Universidad Complutense de Madrid Spanyol.

POS-KUPANG.COM - Hasil hitung cepat dan perhitungan riil sudah menjuruskan kemenangan Golkar di 6 kabupaten. Ini hasil yang cukup mencolok. Partai lain seperti PDIP dan NasDem yang cukup menonjol di NTT malah terseok-seok dan hanya menang di 3 kabupaten. Mereka hanya memperoleh setengah dari pencapaian Golkar.

Apakah kemenangan ini merupakan bukti bahwa Golkar yang dulu kini tengah mengalami proses metamerfosis? Ataukah kemenangan ini terjadi karena gradasi kebosanan yang meningkat terhadap partai besar seperti PDIP dan NasDem karena gagal menerjemahkan aura perubahan yang digaung-gaungkan?

Secara positif, perlu diakui bahwa hasil yang dicapai kini bukan sebuah kebetulan. Ia adalah hasil dari sebuah proses. Hal itu sudah dibuktikan bahkan setelah lengsernya Soeharto, sang arsitek Golkar dari kekuasaan.

Baca juga: Jawa dan Bali PSBB Ketat, OJK dan Industri Jasa Keuangan Tetap Operasi

Logikanya, mestinya suluh Golkar padam bersama perginya Soeharto. Justru yang terjadi tidak demikian.

Memang selama masa Orba, Golkar memang tidak tertandingi sama sekali. Ia bahkan sudah menjadi pemenang pemilu jauh sebelum pemilu dilaksanakan. Para caleg sudah menempatkan diri sebagai `caleg jadi' dan `caleg penggembira'.

Tetapi kondisi seperti ini ternyata tidak berubah terlalu drastis pasca reformasi. Golkar selalu menempati posisi 2 dan 3. Malah pada pemilu 2004, ia tampil sebagai juara. Tentu saja juara di era reformasi tidak seperti era Orba.

Baca juga: Ratusan Tenaga Kesehatan di Kabupaten Malaka Siap Terima Vaksinasi Covid-19

Kemenangan belasan apalagi 20-an persen itu sudah hebat sekali. Bisa dipahami. Parpol yang ikut puluhan.

Kenyataan seperti ini menunjukkan bahwa bagi banyak orang, Golkar masih `bisalah' dipercaya. Logika sederhananya, orang sepertinya percaya (sisa kepercayaan) bahwa dalam diri Golkar bisa terkombinasi apa yang dilakukan di Uni Sovyet.

Di satu pihak ada `glasnost' (keterbukaan politik) tetapi perlu diwujudkan melalui `perestroika' berupa restrukturasi ekonomi yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Politik dalam rekaman memori masyarakat seperti inilah yang mungkin saja jadi alasan rakyat mendepositokan kepercayaannya pada Golkar. Sebuah partai boleh saja bergaraih melantunkan ide-ide perubahan tetapi perlu realistis. Proses inilah yang bisa saja jadi alasan. Proses itulah yang barangkali tengah digodok juga dalam internal Golkar. Kaum `tua' yang masih ada adalah orang yang punya semangat juang. Mereka tidak tergoda untuk ganti jaket sekadar mempercepat memperoleh kekuasaan. Sementara itu ruang bagi kaum milenial dibuka selebar-lebarnya.

Cara berpikir dan praksis politik seperti ini mengungkapkan kematangan dalam berpolitik. Sebuah politik yang tidak saja menggantungkan diri pada eufori musiman tetapi membiarkan proses itu terjadi secara perlahan tapi pasti.

Ia perlahan mengadakan perubahan meski tetap saja berada dalam aneka godaan yang bisa jatuh lagi.

Tak Sempurna

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved