Amerika Serikat
Gawat Trump Gerilya Lakukan Subversi, Sangkal Kalah Pilpres, 10 Mantan Menhan Buat Pernyataan SIMAK
Pernyataan sepuluh mantan menteri itu terlontarkan kala Presiden Donald Trump masih terus menyangkal kekalahan pemilihannya dari Joe Biden.
POS KUPANG, COM - Dalam surat publik yang diterbitkan Washington Post pada Minggu 3 Januari 20201, sepuluh mantan menteri pertahanan Amerika Serikat ( AS) yang masih hidup menyatakan bahwa pemilihan presiden AS telah berakhir.
Pernyataan sepuluh mantan menteri pertahanan (Menhan) itu terlontarkan kala Presiden Donald Trump masih terus menyangkal kekalahan pemilihannya dari Joe Biden.
Hal ini diyakini sebagai tanda kekuatan luar biasa melawan upaya subversi Trump dalam beberapa hari sebelum Kongres menetapkan untuk menghitung suara Electoral College.
Sepuluh menteri yang menandatangani surat itu, yaitu Dick Cheney, James Mattis, Mark Esper, Leon Panetta, Donald Rumsfeld, William Cohen, Chuck Hagel, Robert Gates, William Perry, dan Ashton Carter.
"Pemilihan kami telah terjadi. Penghitungan ulang dan audit telah dilakukan. Pengadilan telah menangani gugatan yang sesuai. Para gubernur telah mengesahkan hasil," pernyataan dalam surat tersebut.
"Dan lembaga pemilihan telah memberikan suara. Waktu untuk mempertanyakan hasil telah berlalu," lanjutnya.
"Waktu untuk penghitungan resmi suara dari lembaga pemilihan, sebagaimana ditentukan dalam Konstitusi dan undang-undang, telah tiba," tegas kelompok itu.
Sejak Hari Pemilu AS 2020, Trump telah secara keliru mengklaim bahwa masa jabatan periode kedua dicuri.
Tidak ada tuduhan yang kredibel tentang masalah pemungutan suara yang meluas, seperti yang ditegaskan oleh puluhan hakim, gubernur, serta pejabat pemilu, Electoral College, Departemen Kehakiman, Departemen Keamanan Dalam Negeri, dan Mahkamah Agung AS.
Namun, sebagian besar anggota Kongres Partai Republik berpihak pada presiden AS ke-45 itu dan berencana untuk menolak kemenangan Biden selama penghitungan Electoral College pada Rabu.
Meskipun, upaya mereka hanya akan menunda penegasan yang tak terelakkan dari kemenangan Biden.
Mantan menteri pertahanan, yang secara kolektif mewakili puluhan tahun masa jabatannya, menulis bahwa transisi presiden "adalah bagian penting dari transfer kekuasaan yang berhasil."
Surat itu menyusul pemecatan Trump atas Esper pada November sebagai bagian dari serangkaian perubahan besar-besaran di atas struktur kepemimpinan sipil Departemen Pertahanan, yang mencakup pemasangan orang-orang yang dianggap loyalis kepada presiden.
Perombakan itu membuat para pejabat di dalam Pentagon gelisah dan memicu rasa khawatir yang berkembang di antara pejabat militer dan sipil.
Sementara perwira tinggi militer Amerika, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, mengatakan kepada Kongres pada Agustus bahwa militer tidak akan membantu menyelesaikan perselisihan pemilu AS 2020.