Info NTT Terkini
Desember 2020, NTT Alami Inflasi 0,78 Persen, Simak Datanya INFO
NTT mengalami inflasi sebesar 0,78 persen pada Desember 2020. Angka tersebut disumbangkan oleh tiga kota inflasi di NTT, yakni Kota Kupang,
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kepala BPS Provinsi NTT, Darwis Sitorus menyebut, NTT mengalami inflasi sebesar 0,78 persen pada Desember 2020. Angka tersebut disumbangkan oleh tiga kota inflasi di NTT, yakni Kota Kupang, Kota Maumere, dan Kota Waingapu. Sedangkan, inflasi NTT berdasarkan inflasi tahun kalender sebesar 0,61 persen (yoy). Inflasi Desember 2020 lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2019 yang sebesar 0,80 persen.
Darwis menyampaikan dalam Press Release BPS NTT Januari 2021 yang disiarkan melalui Youtube, penyumbang inflasi di tiap kota berbeda-beda. Namun, pemberi andil terbesar inflasi NTT pada bulan Desember 2020 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,70 persen. Sedangkan, komponen bahan makanan memberikan andil sebesar 0,70 persen dalam inflasi NTT.
Komponen bahan makanan memang memberikan andil besar bagi inflasi di tiga kota itu. Inflasi Kota Kupang sendiri hampir 70 persen berasal dari kelompok bahan makanan; Maumere sebesar 53 persen, dan Waingapu 91 persen.
"Secara keseluruhan ada beberapa komponen yang sama memberikan inflasi untuk tiga kota itu, yakni daging ayam, angkutan udara, dan tomat," katanya, Senin (4/1/2021).
Pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, Frits Fanggidae menjelaskan bahwa Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga-harga barang secara keseluruhan mengalami kenaikan secara kontinyu. Inflasi dapat disebabkan oleh tekanan permintaan total yang berlebihan (inflasi permintaan) sementara persediaan barang/jasa tetap. Permintaan total yang meningkat akibat dari kelebihan likuiditas (alat pembayaran/uang beredar) dibanding jumlah barang.
Namun, Frits menyambung, inflasi bisa juga karena kelangkaan produksi atau tersendatnya distribusi barang/jasa (inflasi tekanan biaya). Dalam situasi saat ini, terjadi berbagai pembatasan dan sejumlah orang kehilangan pendapatan. Tapi disisi lain, pemerintah mengalirkan uang yang relatif besar untuk bantuan sosial dan lainnya, sehingga agak sulit mengatakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini disebabkan tekanan permintaan total yang berlebihan.
"Jika dilihat dari penjelasan BPS bahwa pemicu inflasi sebagian besar adalah kenaikan harga bahan makanan dan juga sebagian besar bahan makanan masih berasal dari luar NTT, maka bisa diduga bahwa inflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh kelangkaan produksi. Kita kekurangan bahan makanan, yang menyebabkan harga sejumlah bahan makanan naik secara kontinyu. Jika demikian, maka di waktu mendatang, upaya meningkatkan produksi bahan bakanan dan kelancaran distribusi barang/jasa ke seluruh wilayah NTT perlu mendapat perhatian," ujar Frits kepada POS-KUPANG.COM melalui pesan whatsapp, Senin (4/1/2021) sore. (cr1)
Baca juga: Di Sumba Barat Daya - NTT, Satu Warga Tewas Saat Konsumsi Ikan, 12 Warga Lainya Dirawat, TRAGIS
Baca juga: Tahun 2020, BPJAMSOSTEK Ende Cairkan Klaim Total Rp. 16,8 Milyar, Ini Datanya INFO
Baca juga: Di Kabupaten TTS, Banjir dan Longsor Terjang Sumber Mata Air Bonleu,Distribusi Air ke Soe Terganggu
Baca juga: Vaksin Covid Tahap I Tiba di NTT, DPRD Minta Pemprov Pastikan Keamanan Distribusi Hingga Penerima
