Kisah Prajurit TNI Menerobos Banjir Saat Patroli Patok Batas Indonesia-Timor Leste

Kisah prajurit TNI menerobos Banjir saat patroli patok batas Indonesia-Timor Leste

Penulis: Teni Jenahas | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Prajurit TNI yang bertugas sebagai Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur nekat menerobos banjir saat kegiatan patroli patok batas negara Indonesia-Timor Leste, Minggu (20/12/2020) siang. 

Kisah prajurit TNI menerobos Banjir saat patroli patok batas Indonesia-Timor Leste

POS KUPANG.COM| ATAMBUA----Satu dari sekian tugas pokok personel Satuan Pengamanan Perbatasan ( Satgas Pamtas) adalah melaksanakan patroli patok batas negara. Ketika patroli di musim hujan, personel Satgas Pamtas sering berhadapan dengan berbagai tantangan alam seperti banjir, angin, hujan dan medan jalan berlumpur.

Namun demi tugas negara, mereka harus siap menghadapi tantangan tersebut dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri. Seperti yang dilakukan personel Pos Lookeu Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Timur Yonif 744/SYB menerobos banjir saat patroli patok batas negara Indonesia-Timor Leste. Kondisi seperti ini sering mereka alami seiring dengan musim hujan.

Baca juga: Gempa di Wulla Waijelu Sumba Timur Tidak Berpotensi Tsunami

Beberapa waktu lalu, Minggu (20/12/2020), delapan personel Pos Lookeu yang dipimpin Serka Athop Wichaksono menerobos banjir di sungai Lookeu saat patroli patok batas, tepatnya di Desa Lookeu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi NTT.

Tidak ada pilihan lain selain mereka harus menerobos banjir agar bisa sampai ke patok batas negara. Banjir setinggi lutut orang dewasa itu tidak menyurutkan semangat prajurit dalam melaksanakan tugas pokok.

Baca juga: KABAR GEMBIRA: Pemerintah Rekrut CPNS 2021

Personel pertama yang menerobos banjir adalah Pratu Sepriyanto. Dia sebagai pembuka jalan lalu diikuti tujuh rekan lainnya.

Dansatgas Yonif RK 744/SYB, Letkol (Inf) Alfat Denny Andrian melalui Danpos Lookeu, Serka Athop Wichaksono menuturkan, personel Pos Lookeu melaksanakan patroli pukul 10.15 Wita saat hujan deras di sekitar lokasi patroli. Sungai Lookeu yang menjadi batas kedua negara banjir saat itu. Jarak patok terdekat dengan sungai sekitar tujuh meter. Untuk mengecek patok batas tersebut, prajurit harus menyeberangi sungai yang sementara banjir.

Tidak ada rasa takut dalam diri prajurit saat hendak menerobos banjir. Karena memang mereka memiliki ketrampilan khusus saat menghadapi banjir.

"Kami tidak takut dengan banjir karena kami memiliki ketrampilan lebih untuk mengatasinya. Semua anggota tim patroli cakap dalam ketangkasan renang", ungkap Danpos Lookeu.

Lanjut Danpos, melewati banjir membutuhkan teknik yakni, memperhatikan arus yang lebih deras, karena menandakan airnya tidak terlalu dalam sehingga masih bisa dijangkau kaki sebagai pijakan. Kemudian, menjaga jarak lebih dekat dengan personel yang lain sehingga ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, masing-masing personel bisa dengan cepat mengcover rekan sesama tim. Selain itu, berjalan melewati banjir harus dengan posisi badan agak miring serta memastikan pijakan kaki pada tumpuan yang bagus atau sampai dasar sungai dan tidak licin.

Usai melewati tantangan banjir, tampak sepatu dan celana basah namun prajurit tetap merasa nyaman melaksanakan patroli.

"Sepatu dan baju yang basah itu bukan menjadikan alasan kami untuk berhenti melanjutkan tugas patroli. Berlumpur sekalipun kami tetap jalankan tugas sampai selesai", ujarnya.

Menurut Danpos, selain menantang banjir, anggota Pos Lookeu juga menantang medan jalan berlumpur ketika perjalanan pulang dari garis batas. Mereka melewati daerah terjal yang berbatu, tanah berlumpur dan lincin akibat hujan.

Dengan segala keyakinan dan kemampuan yang dimiliki, tim patroli mampu menerobos banjir dan melewati medan terjal dengan selamat.

"Kami bersyukur karena bisa melaksanakan patroli dengan baik walaupun harus melewati banjir. Kami juga bersyukur karena semua patok dalam kondisi aman dan lengkap, namun ada beberapa patok yang mulai mengalami kerusakan dan kami sudah mendata dan melaporkan", pungkasnya.

Dansatgas Yonif RK 744/SYB, Letkol (Inf) Alfat Denny Andrian kepada wartawan mengatakan, cuaca ekstrem tidak menyurutkan semangat personel Satgas Pamtas untuk melaksanakan tugas pokok demi menjaga keutuhan NKRI.

"Pantang mundur dengan cuaca ekstrem disertai hujan lebat dan kabut hingga menghalangi pandangan. Pasukan Satgas Pamtas RI-RDTL Pos Lookeu yang dipimpin oleh Danpos Lookeu Serka Athop Wichaksono beserta 7 orang anggota tetap semangat melaksanakan patroli patok. Mereka menerobos banjir besar dengan berhati-hati serta tetap memprioritaskan faktor keamanan", kata Dansatgas.

Menurut Dansatgas, tujuan kegiatan patroli adalah untuk mengecek dan meninjau secara langsung keadaan dari patok-patok batas negara seperti PBN (Pilar Batas Negara), BSP (Border Sign Post) maupun CBDRF (Common Border Datum Reference Frame).

Manakala dalam patroli ditemukan patok yang rusak, bergeser dari tempat semula maka tugas TNI segera mendata serta melaporkan kondisi tersebut sesuai dengan protap satgas yang berlaku. (Laporan Reporter POS- KUPANG.COM, Teni Jenahas)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved