Kapolres TTU Terima Laporan Bocah Berusia Lima Tahun Tewas Terseret Banjir di Desa Oesena
Kapolres TTU terima laporan bocah berusia lima tahun tewas terseret banjir di Desa Oesena
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Kapolres TTU terima laporan bocah berusia lima tahun tewas terseret banjir di Desa Oesena
POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Kapolres Timor Tengah Utara ( Kapolres TTU) AKBP. Nelson Filipe Diaz Quintas membenarkan adanya kasus seorang bocah yang meninggal dunia karena terseret oleh arus banjir di Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur.
Dijelaskannya, meskipun sempat dilakukan pencarian, namun jasad korban sudah ditemukan dan telah evakuasi dan disemayamkan di rumah orangtuanya.
"Benar, kejadiannya kemarin sore. Tapi jenazahnya sudah ditemukan dan sudah disemayamkan di rumah orangtuanya," kata Nelson kepada Pos Kupang saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (27/12/2020).
Baca juga: Dugaaan Pelanggaran Pemilu Paket Niga-Oris, KPU Sumba Barat Tindaklanjuti Rekomendasi Bawaslu
Diberitakan media ini sebelumnya, Seorang bocah bernama Emanuel Deswan Taena (5), tewas karena terseret banjir di Desa Oesena, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Korban yang merupakan putra pertama dari pasangan suami-isteri atas nama Ferdinandus Taena, dan Yane Suni tewas terseret banjir, Sabtu (26/12/2020) di desa tersebut.
Baca juga: Risma Mensos, Khofifah Tunjuk Whisnu Sakti Buana Sebagai Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini menyebutkan bahwa pada, Sabtu (26/12/2020), sekira pukul 17:00 Wita, terjadi hujan lebat di desa tersebut.
Pada saat itu, korban bersama dengan sepupunya Yohanes Taena dan Vidi Taena bermain di sekitar pekarangan rumah Alexander Taena.
Setengah jam kemudian, sekira pukul 17.30 Wita, Alexander Taena diberitahu oleh anaknya Yohanes Taena bahwa korban telah hanyut terbawa arus air pada saat hendak mengambil sendal yang terlepas saat melewati arus air.
Mendengar informasi tersebut, Alexander Taena yang pada saat itu sedang memasak air panas berlari menuju lokasi yang dimaksud yang berjarak kurang lebih 10 meter dari rumahnya.
Sesampainya di TKP, Alexander melihat korban sudah hanyut oleh arus banjir dengan posisi badan dan wajah sudah tenggelam di dalam air dengan kedua tangan terangkat sambil memengang sendal jepit.
Tak menunggu lama, Alexander Taena langsung mengejar korban untuk menyelamatkannya sambil berteriak meminta pertolongan kepada warga sekitar.
Namun karena pada saat itu kondisi cuaca yang sedang hujan sehingga suaranya tidak didengar oleh tetangga terdekat. Selain itu, kondisi kedalaman air pada saat banjir sedalam pinggang orang dewasa serta medan yang berbatu membuat Alexander kesulitan meyelamatkan korban.
Karena gagal menyelamatkan korban, Alexander Taena kembali dan memberitahukan kejadian itu kepada para tetangga dan orangtua korban sehingga mereka langsung melakukan pencarian secara massal.
Sekira pukul 18:45 Wita, setelah dilakukan pencarian secara masal, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Jenazah korban tersangkut pada akar pepohonan dan tertutup oleh dedaunan yang hanyut oleh arus air yang berjarak sekira 150 meter.
Setelah menemukan jasad korban, korban langsung dievakuasi untuk disemayamkan di rumah orangtuanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)