Korban Erupsi Ile Lewotolok Dapat Perhatian Masyarakat Flobamora Timika
Erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT pada, Minggu (29/11/2020) juga mendapat perhatian masyarakat Flobamora
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Erupsi Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT pada, Minggu (29/11/2020) juga mendapat perhatian masyarakat Flobamora yang berada di Timika, Papua. Bagi mereka, duka saudaranya yang berada di Kabupaten Lembata, juga adalah duka masyarakat Flobamora Timika juga.
Kepada wartawan di Posko LSM Barakat, Lamahora, Kelurahan Lewoleba Timur, Jumat (11/12/2020), Yohanes Asan Langoday mengatakan bahwa peristiwa erupsi tersebut menjadi penderitaan mereka yang bermukim di Timika.
"Kami Flobamora di Timika merasa bahwa derita yang dialami Ile Ape pada khususnya dan Lembata pada umumnya, itu juga derita yang dialami masyarakat Flobamora di Timika. Ini jadi dasar kami jauh-jauh dari sana datang ke sini," kata Yohanes yang juga berasal dari Lewotolok, Kecamatan Ile Ape.
Baca juga: Paket SBS-WT Ajukan Gugatan ke MK
Karena penderitaan tersebut, Yohanes datang ke Lembata bersama Marthin Soro, pemuda dari Kabupaten Ngada. Keduanya berhimpun di dalam Komunitas Kerukunan Keluarga Flobamora Timika Papua yang sudah menggalang dana untuk korban erupsi Gunung Ile Lewotolok.
"Selama kurang lebih empat hari kami melakukan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di sini. Dari dana yang terkumpulkan Rp 120 juta itu, akan dibelanjakan dalam bentuk barang," ungkapnya.
Baca juga: Wagub Nae Soi : Pertumbuhan Ekonomi NTT Meningkat
Yohanes menjelaskan, barang untuk keperluan korban pengungsi, hanya bisa didistribusikan ke 300 rumah. Sedangkan untuk 600 rumah dari data sementara, belum bisa didistribusihkan.
Bekerja sama dengan LSM Barakat, Yohanes dan Marthin pun membawa langsung paket sembako itu langsung ke rumah-rumah warga yang menampung para penyintas erupsi Ile Lewotolok.
"Bantuan itu tidak cukup untuk semua pengungsi. Herharapanya bantuan tersebut dapat digunakan semaksimal mungkin," ujarnya
Ia juga berharap ada tindak lanjut dari Pemerintah Lembata pasca erupsi Gunung Ile Lewotolok. Pihaknya juga masih terus menggalang dana di Timika, Papua dan harapannya mereka bisa berkontribusi lebih juga dalam penanggulangan pengungsi pasca bencana.
"Kami juga berharap kepada pemerintah di sini harus punya program untuk pasca bencana," pungkasnya.
Direktur LSM Barakat Benediktus Bedil menambahkan, hal penting yang akan mereka lakukan yakni memberdayakan kembali para pengungsi sebelum kembali ke kampung.
Kata Benediktus, ancaman rawan pangan di wilayah Ile Ape kian nyata karena kebanyakan warga ada di tempat pengungsian dan otomatis kebun-kebun mereka terbengkalai.
Hal ini mereka lakukan dengan menyiapkan pojok literasi di Posko Barakat, melatih ibu-ibu budidaya sorgum termasuk memberikan kepada mereka bibit sorgum yang bisa mereka tanam di kebun pada segala musim.
Hal ini, tambah relawan Kor Sakeng, merupakan bagian dari program trauma healing bagi anak-anak, ibu balita dan lansia. Masing-masing klaster itu akan mendapatkan pendampingan kapasitas sebelum kembali ke rumah mereka. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)