Januari 2021 Tak Wajib Tatap Muka, Dinas Pendidikan Pentingkan Anak Sehat dan Selamat dari Covid
Kalau ada 400 siswa di satu sekolah dan ada 300 orang tua yang menyatakan tidak setuju maka 300 itu akam dilaksanakan daring.
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Januari 2021 Tak Wajib Tatap Muka, Dinas Pendidikan Pentingkan Anak Sehat dan Selamat dari Covid
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Empat menteri sudah memberikan rekomendasi bahwa bisa melaksanakan tatap muka di sekolah karena begitu banyak orangtua yang berteriak kalau tidak sanggup lagi anaknya melakukan Pembelajaran Jarak Jauh dari rumah. Bukan saja di kota Kupang tapi seantero dunia, termasuk di Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumuliahi Djami, Jumat (11/12), menyampaikan SK empat menteri hanya memberi ruang untuk boleh tetapi tetap harus ada persetujuan orangtua terlebih pemerintah setempat. Kalau ada 400 siswa di satu sekolah dan ada 300 orang tua yang menyatakan tidak setuju maka 300 itu akam dilaksanakan daring.
Jadi SK empat menteri bukan diharuskan bersekolah. Jadi sebenarnya diberikan izin hanya pada daerah yang berzona kuning dan hijau. Tapi bila pemerintah dan orangtua setuju boleh tapi resiko cukup berat maka Dinas membentuk tim covid di dan tim covid di sekolah-sekolah untuk melihat seberapa jauh kesiapan sekolah dan berapa banyak orangtua yang setuju ke sekolah.
"Orangtua tidak hanya melepas anaknya lalu jalan, tapi harus ada pernyataan bahwa mereka harus mengantar dan menjemput. Anak sekolah cukup empat pelajaran saja dan satu hari yang masuk 25 persen. Jadi tatap muka paling banyak dua atau tiga kali dalam seminggu," tuturnya.
Ia mengatakan dinas selain tim turun lapangan untuk mengecek tetapi pernyataan dan persetujuan harus masuk ke laman Dapodik, baru boleh melakukan tatap muka. Kalau tidak tetap harus laksanakan pendidikan jarak jauh.
"Jadi perlu ada persetujuan daerah setempat, kota Kupang setelah memberi daftar isian mengatur sesuai Prokes, sekolah bersurat lalu dicek persiapan kalau belum siap belum direkomendasikan tatap muka tetap PJJ. Karena pilihannya adalah sehat, pilih anak pintar mati atau anak bodoh sehat. Kami pilih yang kedua, anak-anak tetap sehat. Pemerintah sangat hati-hati soal ini karena ketika ada yang terpapar dan meninggal maka akan menjadi masalah. Oleh karena itu diperlukan pernyataan orangtua disertai materai 6000. Cerdas itu penting tapi keselamatan lebih pentinh. Hari ini kita terlambat mencerdaskan anak bangsa tapi masih ada waktu untuk selamat," tuturnya.
Kembali dijelaskannya, timnya akan turun ke sekolah-sekolah dengan empat kategori sangat siap, siap, kurang siap dan tidak siap. Sekolah yang sangat siap akan pertama dibuka dan yang siap akan melengkapi kekurangan.
Dikatakannya, SK empat menteri diturunkan menjadi pedoman dinas pendidikan untuk terapkan di sekolah sekolah. Pedoman ini sudah ada dan dikeluarkan, sementara dilakukan sosalisasi.
Baca juga: Personel TNI Pos Nunura Buka Barbershop Layani Warga di Desa
Baca juga: Jelang Pleno di Tingkat PPK, KPU Malaka Gelar Pra Pleno, Yuk Simak !
Baca juga: Kadis PUPR, 2 Dokter dan 5 Perawat di Kabupaten Mabar Positif Covid-19, Info
"Kami juga sudah lakukan rapat termasuk plan dan kesehatan meski tidak hadir tapi ibu dokter dan tim dukung kita, kepala sekolah dan juga ombudsman. Kami juga siap bekerja sama dengan tim covid-19 do kelurahan," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).