Begini Penjelasan Dr. Laurensius Sayrani Terkait Masalah Daerah Tertinggal di NTT
ternyata berbagai pilihan kebijakan termasuk regulasi, program, anggaran, mobilisasi birokrasi, desain kinerja hingga dinamika politik justru
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Namun pada level yang 'lebih dalam' menyangkut struktur aktor dan kepentingan baik politik dan ekonomi serta birokrasi itu sendiri, nampaknya tidak terkendali secara baik. Di balik relasi-relasi formal organisasional birokrasi, bekerja pula relasi-relasi patron-client yang menjadi basis pembentukan perilaku birokrasi dan kebijakan di NTT selama ini.
Baca juga: Prabowo Subianto Murka & Marah Besar Sebut Edhy Prabowo Anak yang Diangkat dari Selokan
Baca juga: Bantuan di Rumah Warga Dihentikan, Bupati Sunur Minta Pengungsi Mandiri ke Posko Terpusat
Baca juga: Polsek Kelapa Lima Gandeng Pengelolah Gedung dan Wedding Organizer Perangi Covid-19
Sayangnya, reformasi birokrasi termasuk hadirnya pemimpin politik hasil pilkada nampaknya tidak cukup serius mengubah kondisi struktural birokrasi semacam ini.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)
