Gunung Ile Lewotolok Meletus
Warga Desa Waienga yang Hilang Pasca Erupsi Ile Lewotolok Ditemukan Selamat
Warga Desa Waienga yang hilang pasca erupsi Gunung Ile Lewotolok ditemukan selamat
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Warga Desa Waienga yang hilang pasca erupsi Gunung Ile Lewotolok ditemukan selamat
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA - Erupsi Gunung Ile Lewotolok, sejak Minggu (29/11/2020) pagi, menyebabkan empat anak dan satu orang remaja di Desa Waienga, Kecamatan Lebatukan yang panik dan lari ke bukit lalu hilang Minggu siang, akhirnya ditemukan Senin (30/11) siang di kebun warga Desa Lamalela.
Kelima korban tersebut yaitu, Pius Kosmas Aprinaldi (12 tahun, kelas II SD), Matias Bala (8 tahun, kelas II SD) Bernardus Boli (12), Sesilia Date (8), Philipus Basa (24 tahun, difabel).
Baca juga: Peringati HUT ke-49, Korpri Dituntut Manfaatkan Media Sosial Secara Bijak
Menurut informasi yang dihimpun, kelima anak ini mendaki hutan menuju ke arah yang berada di sekitar desa Waienga, saat erupsi ile Lewotolok Minggu pagi.
Berikut kronologi kejadian yang berhasil dikumpulkan di lokasi dari warga maupun Kepolisian Resort Lembata dan Babinsa, Leonardus Lacan hingga para korban akhirnya ditemukan.
Baca juga: Sejumlah Rumah di TTU Rusak Diterpa Angin Puting Beliung
Kejadian ini bermula dari erupsi gunung Ile Lewotolok pada Minggu, 29 November 2020, sekitar pukul 08.30 Wita, yang mana para korban yang ketakutan dengan erupsi tersebut bersama Ferdi Lapa dan istrinya yang adalah orang tua dari Bernadus Boli, lari ke gunung melintasi Jalan Usaha Tani (JUT) ke arah Desa Lamalela.
Saat di pertengahan jalan, Bernadus Boli dan empat orang rekannya ini mendahului kedua orang tuanya sehingga jejak para korban tak dapat terdeteksi.
Selanjutnya, setelah beristirahat sejenak di Pondok milik Gabriel Take Pereng, Ferdy Lapa bergegas menyusul ke lereng gunung untuk mencari anaknya dan 4 korban lainnya.
Namun dalam pencarian tersebut, Ferdi tidak menemukan keberadaan kelima korban, sehingga sekitar pukul 17.00 Wita, ia kembali ke Desa Waienga untuk memberitahukan kejadian tersebut kepada warga desa lainnya.
Karena penyampaian dari Ferdi, sekitar pukul 17.15 Wita, beberapa warga Desa Waienga langsung berkumpul, dibantu anggota Pospol Lebatukan dan anggota TNI AD, bergegas menyusuri lereng, berupaya melakukan pencarian, walau para korban tak juga ditemukan.
Dibantu 4 anggota Basarnas, anggota Kepolisian Resort Lembata dan sejumlah anggota TNI, pencarian bersama warga kembali dilakukan pada pada Senin, (30/11) pagi, hingga pukul 11.00 Wita.
Pencarian dari pagi hingga siang ini pun tak membuahkan hasil, sehingga tim yang dibentuk Kepolisian, TNI dan Basarnas kembali ke desa Waienga untuk merencanakan pencarian selanjutnya.
"Setelah makan siang, kita istirahat dan sekitar pukul 14.00 baru kita bentuk tim untuk lakukan pencarian lagi," ujar Kapospol Lebatukan, AIPTU Roni Martin Maak, Senin (30/11) siang.
Sementara itu, beberapa orang warga langsung melakukan pencarian usai melakukan seremonial adat Senin siang dengan menyusuri hutan di selatan desa Waienga.
Rencana pencarian berikut pada hari kedua ini akhirnya membuahkan hasil. Baru saja beberapa tim kembali melakukan pencarian, mereka mendapat informasi dari salah satu warga desa Lamalela bahwa kelimanya telah ditemukan di salah satu kebun warga di desa Lamalela.