Noura dan Masril Sang Pejuang dari Timur
Noura Susantry setia mendampingi suaminya, Jack. Sementara Abdul Manan terus menyemangati Nurmiati, istrinya, selama 14 tahun
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Noura juga memesan beberapa pakaian dari temannya di Pulau Jawa dan menjual secara online. Keuntunganya yang tidak seberapa itu bisa digunakan membeli beberapa kebutuhannya dan suaminya.
“Keuntungan dari jualan makaroni beta pakai beli obat, vitamin dan pulsa data untuk suami tercinta. Juga untuk beli beta punya kebutuhan. Beta selalu usahakan pulsa data untuk kak Jack itu jangan putus. Karena HP jadi hiburan buat kak Jack, nonton youtobe,” kata Noura melirik suaminya.
Kehidupan Noura di masa Pandemi Covid-19 lebih sulit dibandingkan sebelumnya. Tidak banyak orang yang membeli dagangan onlinenya. Bahkan ada yang hutang pun enggan membayar.
“Untung ada teman di Jawa sangat baik, kalau beta butuh obat dan vitamin untuk kak Jack, beta pesan dan dia langsung kirim. Bayarnya beta cicil dari keuntungan jualan online,” kata Noura yang bersyukur karena banyak orang yang mengulurkan tangan.
Walaupun banyak tantangan, Noura tetap menjalankan aktifitas hariannya dari mengurus pekerjaan rumah tangga, merawat Jack di rumah, mengantar jemput Jack ke rumah sakit menjalani HD hingga mendampingi anaknya belajar online.
Tak hanya itu, setahun terakhir ini Noura juga mendapat pekerjaan tambahan sebagai Ketua Komunitas Pasien Cuci Darah atau KPCDI Provinsi NTT.
Bahkan, di sela-sela kegiatannya itu Noura juga masih sempat mengumpulkan sampah barang seperti gardus dan botol aqua.
Sampah barang bekas diambil dari sejumlah tempat lalu dibawa pulang dan ditumpuk di samping halaman rumahnya. Jika sampah sudah terkumpul banyak, Noura menghubungi bank sampah untuk datang, menimbang dan bisa menghasilkan uang.
Uang hasil penjualan sampah barang bekas dipakai membantu pasien penyintas gagal ginjal yang tidak mampu membayar BPJS mandiri kelas 3.
Ada juga orang yang menyumbangkan sampah dengan cara langsung menghubungi ke nomor WA 082266441025.
Beberapa masyarakat pun sering menyumbangkan dana untuk komunitas KPCDI di Norek 01602.02.015202-4 Bank NTT Cabang Khusus Kupang.
Di tengah kesulitannya dan seabrek kegiatan itu tak membuat Noura melupakan kebutuhan anggota KPCDI yang juga adalah pasien penyintas gagal gunjal.
Data KPCDI NTT menyebutkan khusus di Kota Kupang, sebanyak 347 pasien penyintas gagal ginjal melakukan proses HD atau cuci darah pada tiga rumah sakit.
RSUD Prof. Dr WZ Yohannes Kupang melayani 132 pasien, RS Siloam menangani 162 pasien dan sebanyak 35 pasien menjalani proses HD di RS Leona.
Hingga saat ini baru 5 kabupaten/ kota di NTT yang memiliki unit HD yang bisa melayani pasien penyintas gagal ginjal. Kota Kupang pelayanan HD dilakukan di RSUD Prof. Dr WZ Yohannes Kupang, RS Siloam dan RS Leona.