Gunung Ile Lewotolok Meletus
Hujan Batu dan Abu Vulkanik Ile Lewotolok: Warga Ile Ape Timur: Kami Hanya Pakaian di Badan Saja
Pasca letusan tersebut, wilayah Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur hingga di Kota Lewoleba diterjang hujan batu kerikil, pasir dan abu vulkanik
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Kepanikan terjadi saat Gunung Api Ile Lewotolok meletus pada Minggu, 29 November 2020 sekitar pukul 09.45 Wita. Pasca letusan tersebut, wilayah Ile Ape dan Kecamatan Ile Ape Timur hingga di Kota Lewoleba diterjang hujan batu kerikil, pasir dan abu vulkanik.
Warga Desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape, Zakarias Sanga (52), menceritakan detik-detik gunung api berstatus waspada tersebut kepada Pos Kupang di Desa Bungamuda.
Saat Gunung Ile Lewotolok meletus, kebanyakan warga di Desa Bungamuda baru saja pulang dari gereja. Saat itulah kepanikan mulai terjadi karena ada dentuman keras dari arah puncak Ile Lewotolok.
Baca juga: Akhirnya Dinas Pendidikan dan Komisi IV DPRD Sepakat Alokasikan Anggaran untuk HP Android
"Bunyi besar asap mengepul, ternyata turunnya batu dan pasir," kata Zakarias.
Menurutnya, letusan disertai dengan kepulan asap yang membubung tinggi ke langit langsung membuat semua warga panik.
"Tadi itu semua panik sekali. Ada yang ada di gereja, ada yang di rumah. Semua kalang kabut," tandasnya.
Hujan abu, pasir dan batu kerikil vulkanik tersebut, tambahnya, berlangsung hampir satu jam dan menyebabkan beberapa atap rumah warga bolong.
Baca juga: Waduh,Gara-gara ini,Nia Ramadhani Sempat Ragukan Buah Hatinya dengan Ardi Bakrie:Loh Ini Anak Siapa?
"Kami baru pulang gereja, dan ada yang teriak bilang gunung meletus. Bunyi tiga empat kali baru kepulan asap naik satu kali. Setelah itu baru hujan batu turun," paparnya.
"Orang semua menangis, huru hara, takut. Ada yang suruh masuk, ada yang suruh keluar, jadi bingung" tambahnya.
Hal senada juga diutarakan sepasang suami istri dari Desa Lamatokan, Kecamatan Ile Ape Timur, Agustina As Making, dan Aloysius Ola.
"Kita dengar gemuruh itu kita kaget langsung lari. Sekarang rumah kosong. Jadi hanya pakaian di badan saja," kata Agustina As Making.
Aloysius Ola sendiri saat itu baru pulang gereja. Sementara Agustina As Making bersama anaknya sementara memberi makan ternak babinya.
"Tiba-tiba anak saya bilang 'lihat mama ada hitam di atas itu. Langsung meletus. Bunyi besar. Kami langsung lari ke tepi pantai," kenangnya.
"Saat gemuruh besar itu kami bingung mau buat apa. Kami langsung ke sini.
Kami bertahan di sini dulu," kata Agustina sembari menambahkan kalau mereka dievakuasi dengan kendaraan dari BPBD Kabupaten Lembata.
"Kami dengar ada ledakan pas keluar lihat asap sudah membubung tinggi. Saya panik dan langsung dengan sepeda motor ke Lewoleba. Sepeda motor saya sempat kehabisan bensin saya dorong. Beruntung ada yang kasih saya," kata Ursula Deran, warga Desa Watodiri, Kecamatan Ile Ape.
Ribuan warga dari Ile Ape dan Ile Ape Timur sudah dievakuasi ke Kota Lewoleba. Semua mobil dinas dikerahkan untuk mengevakuasi warga. Petugas BPBD, personil TNI dan Polri pun sigap menyelamatkan warga.