Pilkada Sumba Timur

Pilkada Sumba Timur - Kris Praing - David Melo Wadu Unggul Survei oleh Indikator

Hasil survei yang dilakukan oleh PT. Indikator Politik Indonesia menempatkan pasangan Kristofel A. Praing dan David Melo Wadu  pada urutan teratas

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Drs. Kristofel Praing,M.Si dan David Melo Wadu, S.T 

POS-KUPANG.COM |WAINGAPU - Hasil survei yang dilakukan oleh PT. Indikator Politik Indonesia menempatkan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Kristofel A. Praing dan David Melo Wadu  pada urutan teratas atau unggul signifikan dari paslon Umbu Lili Pekuwali dan Yohanis Hiwa Wunu.

Dalam survey ini, Kristofel A. Praing dan David Melo Wadu (Paket Sehati) memperoleh hasil 59.2 persen, sedangkan paslon Umbu Lili Pekuwali dan Yohanis Hiwa Wunu (ULP-YHW) memperoleh hasil 31.5 persen.

Hal ini disampaikan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPW Partai NasDem NTT, Drs. Alex Ena, M.Si  Saat jumpa pers dengan wartawan di Sekretariat Paket Sehati, Jalan Umbu Tipuk Marisi Waingapu, Sabtu (31/11/2020).

Baca juga: Saatnya DI Kodi Sumba Barat Daya Jadi Hamparan Sawah

Acara ini dihadiri Ketua Tim Kerja Paket Sehati, Yonathan Hani, Sekretaris Tim , Merlan Umbu Hina dan juga pengurus partai politik pengusung dan pendukung Paket Sehati.

Menurut Alex, sesuai hasil survei oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada tanggal 5-9 Oktober 2020, paslon Kris Praing-David Melo menungguku paslon Umbu Lili Pekuwali-Yohanis Hiwa Wunu.

Dari hasil survei itu, Paslon Kris Praing-David Melo Wadu berada pada 59.2 persen dan Paslon ULP-YHW meraih 31.5 persen. Sedangkan ada sekitar 9.3 persen yang kelompok yang mengambang atau belum bisa  menunjukkan atau menentukan pilihan.

Baca juga: Lelang Mobil Murah Sitaan Pajak, 4 Unit Mulai Dari Rp 39 Jutaan Masuk Link Ini Untuk Ikut Daftar

"Jadi hasil survei terakhir, nampak Kris Praing-David Melo Wadu dipiliah oleh sekitar 59.2 persen, sedangkan pesaingnya atau paket ULP-YHW tertinggal cukup jauh di posisi 31.5 persen dengan jarak selisih 27.5 persen. Sementara ada sekitar 9.3 persen belum menunjukkan pilihan," kata Alex .

Dijelaskan, faktor popularitas merupakan faktor mendasar dalam politik elektoral, tidak mungkin dipilih jika tidak dikenal. Bahkan, popular juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai.

Oleh karena itu, lanjutnya, populer sendiri tidak cukup, citra personal calon juga harus positif, sehingga lebih disukai dibanding calon lain, kemudian dipilih.

" Berdasarkan hasil temuan survei Indikator Politik Indonesia, di Kabupaten Sumba Timur, Kristofel A. Praing adalah tokoh dengan tingkat popularitas yang tinggi, dibandingkan dengan nama calon lain. Hampir semua pemilih tahu Kristofel A. Praing ,yakni 98.3 persen," katanya.

Dikatakan, sesuai dengan hasil survei itu bahwa Umbu Lili Pekuwali namnya sudah dikenal sekitar 88.1 persen, David Melo Wadu 79.3 persen dan Yohanis Hiwa Wunu 67.2 persen.

Bahkan, lanjuti, selain populer, Kristofel Praing juga memiliki tingkat disukai lebih tinggi diantara pemilih yang mengenal masing-masing nama.

"Sekitar 80.6 persen pemilih yang kenal dan sekaligus suka kepada Kristofel Praing. David Melo Wadu disukai oleh 77.4 yang mengenalnya. Sedangkan Umbu Lili Pekuwali  72.3 persen dan Yohanis Hiwa Wunu disukai oleh 69.4 pemilih yang mengenalnya," katanya.

Dikatakan, tingkat kedisukaan terhadap calon merupakan akumulasi citra personal calon di mata pemilih. 
Hasil survey ini menunjukkan, Kristofel A. Praing lebih disukai terutama memiliki citra personal yang lebih positif ketimbang pesaingnya.

"Kristofel Praing lebih positif pada citra perhatian pada rakyat, jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi. Selain itu, Kristofel Praing juga tegas dan berwibawa dan mampu dalam memimpin," katanya.

Alex juga mengatakan, pemilih akan memiliki kesan terhadap calon jika sudah mengenalnya dan juga akan disukai jika kesan yang ditimbulkan positif dan sebaliknya, jika kesan yang ditimbulkan kurang positif.

"Kuantitasnya akan ditentukan dari seberapa jauh tiap kandidat bisa menjangkau pemilih. Karena pada pemilih, umumnya bersifat pasif, oleh karena itu paparan sosialisasi calon lebih bersifat satu arah dari calon kepada pemilih. Jarang sebaliknya pemilih aktif mencari tahu tentang calon," ujarnya.

Ditanyai soal tingkat error dari hasil survei itu, Alex mengatakan, dari hasil survei, tingkat toleransi kesalahan (Margin off error - MoE) sekitar kurang lebih 4.9  persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara itu dalam rilis hasil survei dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Direktur Eksekutif PT. Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Ph.D mengatakan, Kristofel A Praing juga unggul dalam kegiatan yang lebih kualitatif, melakukan kunjungan tatap muka langsung kepada pemilih, persuasi kepada pemilih melalui relawan atau simpatisan ke rumah-rumah pemilih.

"Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan pemilih dan menjangkau personal pemilih melalui akses internet," kata Muhtadi.

Dikatakan, menjadi konsisten mengapa hingga saat ini Kristofel Praing dan David Melo Wadu unggul jauh ketimbang pesaingnya karena unggul dalam menjangkau pemilih, baik dalam memperkenalkan diri maupun membangkitkan kesan positif personalnya.

"Jika respon dari pesaing tidak mengalami perbaikan, maka kemungkinan besar pasangan Kristofel Praing dan David Melo Wadu akan memenangkan Pilkada Sumba Timur pada 9 Desember mendatang," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved