Marsianus Jawa: Pungli Perizinan Masih Ada Tapi Sulit Terbukti

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT, Marsianus Jawa: pungli perizinan masih ada tapi sulit terbukti

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM / Intan Nuka
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Timur (DPMPTSP NTT) Marsianus Jawa saat ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Rabu (14/10/2020) 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT, Marsianus Jawa: pungli perizinan masih ada tapi sulit terbukti

POS-KUPANG.COM - REALISASI investasi di NTT pada tahun 2019 mencapai Rp 7,2 triliun, lebih besar dari target yang direncakanan senilai Rp 5,1 triliun. Perkembangannya mencapai 141 persen ditorehkan Pemerintah Provinsi NTT.

Namun pada tahun 2020, sampai dengan triwulan III, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT baru terealisasi 3,31 persen dari target yang ditetapkan Rp 5,3 triliun. Kondisi ini disebabkan pandemi virus Corona ( Covid- 19) sehingga berdampak pada banyak investasi terhambat.

Baca juga: TERJAWAB, Pangdam Jaya Beber Alasan TNI Copot Baliho Habib Rizieq, Anak Buah Anies Beri Penjelasan

Meski demikian, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTT, Marsianus Jawa optimistis hingga akhir tahun 2020 realisasi mencapai 95 persen.

"Kita optimis. Kenapa? Saya tidak mengatakan 100 persen tetapi 95 persen karena dari hitungan kita, semua investasi yang sedang atau yang berada di NTT saat ini itu mereka tetap jalan. Pengurangan tenaga kerja, iya, jam kerja dan lain sebagainya. Tapi secara perlahan sudah mulai normal," kata Marsianus dalam acara Ngobrol Asyik Pos Kupang, Jumat (20/11/2020).

Baca juga: BREAKING NEWS - Video Detik-detik Ledakan Dahsyat Gudang Meubel Jalan Oelete Raya Alak Kota Kupang

Kenapa realisasi investasi tidak cepat? Apa kendala yang dihadapi? Bagaimana proses pengurusan perizinan? Apakah pungli masih terjadi? Berikut ini petikan wawancara Pj Manager Liputan Pos Kupang, Ferry Jahang dengan Marsianus:

Kenapa realisasi investasi kita tidak terlalu cepat?

Ada persoalan masyarakat, bagaimana partisipasi masyarakat. Kita tahu bersama persoalan investasi di NTT itu masalah tanah. Lalu persoalan lain di perizinan. Kita lihat bersama ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita itu lebih tinggi dari nasional. ICOR kita angka 9,0 sedangkan nasional 6,66.

Persoalan utama yaitu pungutan liar. Ini jarang diekspose tapi saya harus berani mengatakan, pungutan liar itu tetap terjadi di NTT. Kenapa kami mengatakan ini, karena sejak 2015 Dinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi NTT itu kita gratis semua perizinan.

Memang dalam proses perizinan itu kami harus menunggu rekomendasi teknis dari perangkat daerah teknis sehingga ada perangkat daerah yang masih dibebankan yang namanya retribusi. Itulah biaya-biaya yang dikeluarkan. Lalu, saya sering mendapat pengaduan kenapa kok izin kami lambat? Izin kami begini? Ya benar itu dikatakan izin masih berbelit-belit, masih ada pungutan-pungutan di mana-mana tetapi itu tidak bisa kita buktikan.

Mungkin bisa dijelaskan pada tahun 2019 itu didominasi investasi di bidang apa?

Kenapa pada tahun 2019 angkanya (realisasi investasi Rp 7,2 triliun) begitu tinggi? Karena kita tahu bersama ada Penanaman Modal Asing (PMA), ada juga Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) yang namanya Muria Sumba Manis (MSM), itu cukup besar. Nilai investasinya Rp 8 triliun lebih. Beberapa perusahaan besar ini yang memberikan kontribusi sehingga 2019 angkanya cukup tinggi, perhotelan kita juga sangat tinggi.

Kalau investasi tambak garam?

Garam belum. Kan semua masih konstruksi. Garam Kabupaten Kupang, masih konstruksi. Sekarang kan baru panen. Harapan kita garam juga memberi nilai investasi yang besar.

Selain Muria Sumba Manis, perhotelan?

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved