China Gunakan Trik Licik Jebak Indonesia Terlibat di Laut China Selatan, Padahal RI Ingin Netral
Namun, China yang mengklaim bagian utara laut Natuna membuat Indonesia harus ikut memantau wilayah NKRI di perairan Natuna yang berbatsan dengan Laut
China Gunakan Trik Licik Jebak Indonesia Terlibat di Laut China Selatan, Padahal RI Ingin Netral
POS KUPANG.COM -- Pemerintah Indonesia sudah memposisikan negara ini tetap netral dalam urusan di Laut China Selatan
Namun, China yang mengklaim bagian utara laut Natuna membuat Indonesia harus ikut memantau wilayah NKRI di perairan Natuna yang berbatsan dengan Laut China Selatan atau LCS
Indonesia berulang kali menegaskan posisinya sebagai negara non-penggugat di Laut China Selatan.
Selama ini Indonesia memilih tidak mau ikut campur urusan Laut China Selatan, karena memang tidak memiliki kepentingan di dalamnya.
Namun, Indonesia terus mengamankan wilayah lautnya di kawasan Natuna sebagai bagian wilayahnya.
Akan tetapi meski Indonesia main aman tak mau terlibat dalam urusan di Laut China Selatan.
Ternyata hal itu tak menghentikan China untuk berusaha menjerat serta menyeret China supaya terlibat di dalamnya.
Baca juga: Harus Ada yang Berani Melawan Rizieq Shihab! Gubernur Lemhanas Setuju Tindakan Pangdam Jaya
Baca juga: Akhirnya Menikah Denny Sumargo dan Olivia Menikah, Pemberkatan di Berlatar-Belakang Pegunungan
Baca juga: Baru Pacaran, Vicky Prasetyo dan Kalina Ocktaranny Akan Menikah Februari 2021
Baca juga: KABAR DUKA, Legendal Sepakbola Indonesia Ricky Yacobi Meninggal Usai Cetal Gola Terakhir
Baca juga: Nikita Mirzani Minta Aparat Simak Orasi Rizieq Shihab, Tak Setuju Ketua FPI Bawa-bawa Umat
Menurut The Interpreter, China telah berulang kali mengajukan beberap proposal pembangunan bersama di Laut China Selatan sejak 2017.
Di dalamnya ada negara-negara seperti Filipina dan Vietnam, tetapi Indonesia juga menjadi negara unggulan yang mendapat tawaran itu.
China mengusulkan pembentukan Spratly Resorce Management Authority (SRMA).
Dengan anggota tak hanya negara-negara penuntut sengketa, di antara Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam hingga Indonesia.
Huaigao Qi dari Universitas Fudan berpendapat dalam sebuah artikel yang diterbitkan tahun lalu di Journal of Contemporary East Asian Studies.
China memiliki tujuan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan wilayah yang damai dan stabil.