Donald Trump
TERUNGKAP! Ambisi Donald Trump Saat Jabatan Presiden Sisa 2 Bulan Rudal Fasilitas Utama Nuklir Iran
Donald Trump adalah satu di antara presiden Amerika Serikat yang mengambil langkah tegas dalam 'membuat perhitungan' dengan Iran.
POS KUPANG, COM - Donald Trump adalah satu di antara presiden Amerika Serikat yang mengambil langkah tegas dalam 'membuat perhitungan' dengan Iran.
Satu di antara 'aksi koboy' yang diyakini melibatkan peran Donald Trump adalah saat tewasnya orang penting dalam Militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani yang meregang nyawa setelah dirudal oleh Militer Amerika Serikat, Januari 2020 silam.
Nah, baru-baru ini, kembali terungkap rencana Donald Trump untuk kembali beraksi terhadap Iran.
Dikutip dari Kontan.co.id, meski hanya memiliki sisa masa jabatan dua bulan, Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu disebut-sebut meminta opsi untuk menyerang situs nuklir utama Iran.
Namun menurut seorang pejabat AS, Donald Trump akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis tersebut.
Melansir Reuters, Donald Trump mengajukan permintaan tersebut selama pertemuan Oval Office pada hari Kamis pekan lalu.
Yang mana dalam pertemuan itu turut dihadiri pembantu keamanan nasional utamanya.
Termasuk Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, penjabat baru Menteri Pertahanan Christopher Miller dan ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley.
Donald Trump, yang menolak untuk menyerah dan menantang hasil pemilihan presiden 3 November, akan menyerahkan kekuasaan kepada Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden pada 20 Januari.
Pejabat itu mengonfirmasi adanya pertemuan itu kepada The New York Times, yang melaporkan para penasihat membujuk Donald Trump untuk tidak melanjutkan penyerangan karena risiko konflik yang lebih luas.
“Dia meminta pilihan. Mereka memberinya skenario dan dia akhirnya memutuskan untuk tidak maju,” kata pejabat itu.
Gedung Putih menolak berkomentar.
Mengutip Reuters, Donald Trump telah menghabiskan empat tahun masa kepresidenannya dengan terlibat dalam kebijakan agresif terhadap Iran.
Termasuk di antaranya dengan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 yang dinegosiasikan oleh pendahulunya dari Partai Demokrat, Barack Obama.
Di bawah arahan Donald Trump, Amerika Serikat juga menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap berbagai macam target Iran.
