Gubernur Sebut Dua Faktor Utama Industri di NTT Sulit Berkembang
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat membeberkan alasan mengapa industri di NTT sulit berkembang
Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat membeberkan alasan mengapa industri di NTT sulit berkembang. Sebagai daerah yang memiliki potensi sumber daya dan industri yang besar, NTT belum memanfaatkannya maksimal sehingga masih berkutat sebagai daerah dengan prosentase kemiskinan ketiga tertinggi di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Gubernur Viktor saat berbicara sebagai keynote speech dalam kegiatan Rapat Kerja Strategis (Rakerstra) OJK di Ayana Resort-Labuan Bajo, Jumat (6/11/2020).
NTT, kata Gubernur Viktor, belum didesain secara baik. Selain itu, masih tinggi perilaku korupsi serta pelayanan perizinannya pun kurang maksimal.
Baca juga: Pelaku Perjalanan di Sumba Timur Bertambah 154 Orang
"Daerah ini sangat bagus potensinya tetapi tidak didesain dengan baik," kata Gubernur Viktor.
Salah satu hambatan bagi akselerasi ekonomi NTT, menurut Gubernur Viktor, adalah tingginya ICOR (Incremental Capital Output Ratio) atau rasio output modal tambahan yang masih tinggi.
Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, ICOR NTT berada di kisaran 10. Artinya untuk menghasilkan satu unit output PDRB di NTT, membutuhkan 10 modal tambahan investasi. Hal ini membuat ekonomi NTT in-efisien.
Baca juga: Zona Merah - Dinas Pendidikan Sumba Timur Minta Sekolah Tetap Tetapkan BDR
"ICOR NTT ini lebih tinggi dari ICOR nasional yang ada di kisaran 6. Inilah yang menyebabkan industri di NTT sulit berkembang," kata Gubernur Viktor.
Polisi Nasdem itu menjelaskan, hal ini disebabkan oleh perizinan berbelit-belit serta korupsi yang masih tinggi. Dalam masa pemerintahannya, kata Viktor, berdasarkan hasil laporan KPK kepada Presiden, NTT masuk dalam lima besar provinsi terbaik dalam pengendalian korupsi. Sebelumnya NTT masuk kategori sebagai provinsi terkorup keenam.
Gubernur Viktor menguraikan, Indonesia saat ini masih mengimpor daging sapi dengan kualitas Premium. Sementara Indonesia sesungguhnya mampu menyiapkan daging tersebut jika ada komitmen kuat dari berbagai pihak yang berkompeten. Hal ini berlaku juga untuk garam industri yang potensinya sangat besar di Indonesia.
"Impor daging ini bukan dikarenakan Indonesia tidak mampu mendesain dan mengembangkan sapi seperti sapi Wagyu akan tetapi masih kurangnya komitmen dan keberpihakan kepada para petani-peternak," kata Gubernur Viktor mencontohkan.
Menurut Gubernur Viktor, jika empat tahun kedepan pemerintah bisa menyiapkan desain bagi para petani-peternak untuk jenis sapi Wagyu dengan kualitas daging premium, maka untuk kebutuhan daging premium dalam negeri tak perlu lagi impor. Demikian juga Garam, dimana Indonesia masih mengimpor 2,7 juta metrik ton garam industri. Sementara kapasitas garam dalam negeri menurut Viktor, mampu memenuhi kebutuhan industri dalam negeri.
"Untuk itu kami selalu ajak pemerintah pusat untuk menghentikan impor garam dan kita bangun industri garam dalam negeri," kata Gubernur NTT kedelapan ini.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjut Gubernur Viktor, NTT melakukan percepatan pembangunan melalui cara-cara yang tidak biasa. Meretas rantai kemiskinan dengan pola pendekatan kolaborasi bersama stakeholder terkait melalui optimalisasi potensi yang ada.
"Pada sektor pariwisata dengan atraksi yang luar biasa, kami sementara menyiapkan infrastruktur pendukung dan SDM untuk mewujudkan Pariwisata sebagai prime mover pembangunan," kayanya.
Selain itu, NTT juga sedang menyiapkan industri pakan ternak agar tidak terjadi capital flight dari sektor pakan ternak babi dan ayam yang mencapai angka Rp 1,8 triliun per tahun. Pemerintah juga telah menyiapkan ranch sapi di Sumba serta menyiapkan anggaran untuk replikasi demi memenuhi kebutuhan daging premium Indonesia yang dihasilkan oleh peternak NTT.
Sementara itu, Gubernur Viktor mengaku saat ini pemerintah sedang menyiapkan garam lokal dengan kualitas NaCL terendah 95 persen untuk mendukung kebutuhan garam industri dalam negeri. Ia memastikan 1.800 ha garam akan dipanen langsung oleh Bapak Presiden pada 2021. Juga beberapa komoditi dengan kualitas premium seperti kelor, kopi dan coklat.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerja tiga hari di Kabupaten Manggarai Barat. Gubernur Viktor Laiskodat tiba di Labuan Bajo pada Kamis (5/10).
Berdasarkan keterangan tertulis Biro Humas dan Protokol Provinsi NTT, Gubernur Viktor akan menghadiri dua agenda kerja pada hari kedua kunjungannya, Jumat (6/10).
Agenda pertama adalah menghadiri Rapat Kerja Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Ayana Resort, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo pada pukul 09.00 Wita. Dalam rapat kerja tersebut, Gubernur Viktor Laiskodat dijadwalkan menjadi keynote speaker.
Selanjutnya, Gubernur Viktor Laiskodat juga diagendakan untuk menghadiri FGD Penyusunan Naskah Akademik & RUU Provinsi NTT di Luwansa Beach & Resort, Labuan Bajo pada pukul 13.00 Wita.
Gubernur bersama rombongan dijadwalkan akan kembali ke Kupang pada Sabtu (7/10) pagi melalui Bandara Komodo Labuan Bajo. Gubernur dijadwalkan meninggalkan Labuan Bajo dengan penerbangan pukul 08.00 Wita.
Sebelumnya pada hari pertama kunjungan kerjanya, Kamis, 5 Oktober 2020, Gubernur Viktor Laiskodat menghadiri acara Peresmian Kas Titipan Bank Indonesia di Kantor Bank NTT Cabang Labuan Bajo. Selain itu, juga menerima Audiens Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Ayana Resort serta mengikuti Diskusi Digital (zoom meeting) Indonesia Moving Forward dari Ayana Resort. (Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)