Berita Kupang Hari Ini

Plt. Kadis Kesehatan NTT: Ada 2.000 Sampel Antre di RSUD WZ Johannes Kupang

Saat ini ada sebanyak 2.000 sampel yang mengantre untuk diperiksa dengan menggunakan alat PCR di RSUD WZ Johannes Kupang

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Kegiatan Launching Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kerjasama Pemerintah Provinsi NTT dengan Undana dan FAN. 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ( Kadis Kesehatan NTT), David Mandala, S.Kep, Ns., M.Kes, mengatakan saat ini ada sebanyak 2.000 sampel yang mengantre untuk diperiksa dengan menggunakan alat PCR di RSUD WZ Johannes Kupang.

"Ada kurang lebih dua ribu sampel yang mengantri untuk dites dari 21 kabupaten/kota, minus Sabu Raijua" ungkap David.

"Jadi sampel yang antri di RSUD WZ Johannes Kupang, kita harus membantu mengurai. Nah tentu teman - teman di RSUD WZ Johannes Kupang ini punya keterbatasan. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi sudah membantu menambah 8 tenaga analis ke sana" lanjutnya.

Baca juga: OMK Fataleke Ikut Sosialisasi Peran dan Fungsi Kelembagaan Bawaslu Nagekeo

Tenaga yang direkrut dinas kesehatan yang sudah dilatih, diperbantukan ke RS W. Z. Yohanes.

David juga menjelaskan, pihaknya sudah berdiskusi dengan direktur RS W. Z. Yohanes, untuk menambah shift dari 2 menjadi 3 sehingga membantu mengurai penumpukan sampel.

Strategi berikut adalah agar sampel - sampel tidak membebani mesin RT-PCR yang cuma satu dengan kapasitas 95 sampai 96 sampel sekali perlakuan, maka sebagian sampel dikirim ke Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit di Surabaya untuk diperiksa.

Baca juga: Warga Sillu Kesulitan Mengakses Sumber Air Bersih

"Kita mau alat ini juga kita harus jaga, jangan sampai jadi aus dan rusa. Alhamdulilah, beberapa kali pengiriman ini pemeriksaannya cepat dan kita bisa dapatkan hasilnya" ujar David.

Jika semuanya dipaksakan untuk periksa di RS. W. Z. Yohanes, lanjut David, akan terjadi penumpukan sampel sehingga menyebabkan waktu tunggu menjadi lama.

"Nah kalau waktu tunggu yang lama ini bisa menyebabkan keterlambatan kita dalam tracing dan treatment. Misalnya orang sudah dalam satu kelompok datang dari daerah merah kemudian dia memenuhi kriteria untuk diperiksa swabnya tapi hasilnya datang terlambat. Orangnya tidak isolasi dan sudah berjalan kemana - mana tiba - tiba keluar hasilnya positif, terlambat kan? Oleh karena itu kita harus cari alternatif - alternatif lain untuk menyelesaikan persoalan ini" ungkap David.

Saat ini, lanjut David, sampel yang sudah ada di RS. W. Z. Yohanes diselesaikan oleh pihak RS. W. Z. Yohanes. Jika ada tambahan kiriman sampel maka pihak UPT Labkes langsung mengambil untuk dikirim ke Surabaya.

" Itu untuk membantu supaya jangan ada penumpukan" ujar David.

Untuk fasilitas laboratorium biomolekuler sendiri David mengatakan saat ini fasilitas sudah sangat siap.

David juga membenarkan pernyataan Gubernur NTT, Viktor B. Laiskodat yang mengatakan bahwa mulai hari ini pemeriksaan rapid dan swab digratiskan bagi masyarakat NTT.

"Sebenarnya yang diumumkan pak Gubernur itu semua sudah siap, jadi mulai hari ini pemeriksaan rapid dan swab tes di W. Z. Yohanes free (gratis)" ungkap David.

Meski gratis, lanjut David, ada kriteria yang harus dipenuhi seperti ada riwayat perjalanan dari daerah terpapar dan ada kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan juga bagi mereka yang akan bepergian yang membutuhkan surat keterangan sebagai syarat perjalanan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved