Sulamanda, Dilupakan Pemkab Kupang Tapi Menuai Pujian Komisi III DPRD Kupang

Sulamanda, Dilupakan Pemerintah Kabupaten Kupang Tapi Menuai Pujian Komisi III DPRD Kupang

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Ketua Komisi III DPRD Kupang, Deasy Ballo Foeh bersama anggota dan unsur pemerintah kecamatan dan desa berfoto bersama di Pantai Sulamanda, Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah, Kamis (8/10). 

Sulamanda, Dilupakan Pemerintah Kabupaten Kupang Tapi Menuai Pujian Komisi III DPRD Kupang

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Keindahan pantai wisata Sulamanda di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, ibarat terlupakan Pemerintah Kabupaten Kupang.

Pasalnya, tidak ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kupang. Namun, destinasi wisata pantai ini mendapat pujian dari Komisi III DPRD Kupang karena lebih  memukau ketimbang spot wisata lain yang digadang-gadang dengan anggaran bernilai miliaran.

Bernadus Sesa Manuk, Sang Pejuang Lembata Itu Telah Pergi

Ketua Komisi III DPRD Kupang, Deasy Ballo Foeh saat berwisata sekaligus hearing dengan warga Sulamanda, Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah, Kamis (8/10), terkagum-kagum melihat pesona alam pantai Sulamanda.

Selaku Ketua Komisi III, kata Deasy,  memberi apresiasi atas pengembangan wisata Pantai Sulamanda yang dirintis oleh pihak desa dan masyarakat Desa Mata Air.

Deasy menegaskan, dengan melihat keindahan alam pantai ini, pihaknya akan berjuang guna menjadikan  Pantai Sulamanda sebagai salah satu ikon Kabupaten Kupang karena tempatnya strategis serta mudah dijangkau pengunjung dari kota Kupang maupun dari daerah lain.

Penelantaran Anak di Lembata Berujung Pada Kekerasan Seksual

"Pantai Sulamanda selain mudah dijangkau, pengunjung dapat menikmati view pantai. Pengunjung dapat melihat hamparan padi di lahan persawahan sepanjang jalan menuju pantai serta hutan mangrove di sepanjang bibir pantai.

"Sulamanda kita akan jadikan sebagai  salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Kupang. Dalam pembahasan anggaran kedepan, Sulamanda akan jadi catatan penting bagi kami seperti Akses jalan ke pantai wisata dan akses jalan ke lahan pertanian,listrik serta air bersih," ujar politisi PDIP ini.

Kepala Desa Mata Air Benyamin Kanuk kepada Ketua Komisi III dan 7 Anggota DPRD tentang profil dan potensi desa Mata Air. Menurutnya, Desa Mata Air ada 1.258 Kepala Keluarga dan 5.000 lebih jiwa.

"Di sini didominasi  potensi pertanian. Ada 280 hektar lahan sawah.  Dua kali musim tanam dan Ekonomi lain yang saat ini terus dikembangkan yakni pelaku usaha di pantai wisata sulamanda. Penghasilan per minggu Rp 3 juta kalau hanya lapak Rp  1 juta lebih per-minggu semasa sebelum corona," beber Beny.

Kades juga menjelaskan bahwa dana desa digunakan untuk pemberdayaan ekonomi khususnya budidaya ikan air tawar. Selain itu ada usaha bagi kelompok disabilitas dan tenun ikat.

Inovasi lain yang digagas oleh Pemdes yakni mengolah sampah plastik menjadi paving block serta sementara dikembangkan wisata penyu yang sudah diatur melalui perdes. Dalam waktu dekat akan dilepas penyu ke laut.

"Hambatan bagi kami, sarana akses jalan menuju pantai wisata Sulamanda. Listrik belum ada dan air bersih juga belum ada," ujarnya.

Anggota BPD Desa Mata Air, Ely Luluporo berharap perhatian anggota Dewan untuk pengembangan wisata Pantai Sulamanda. Dia juga meminta ada kunjungan lanjutan dari kalangan dewan dengan membawa berbagai keluhan masyarakat dalam pengembangan pantai wisata Sulamanda.

Sementara Ketua Kelompok Tani,  Welem Nifu meminta perhatian Pemerintah terhadap saluran permanen menuju lahan sawah, juga Akses jalan 1200 meter lingkar barat untuk arus keluar dari Pantai Sulamanda.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved