Pilkada di NTT

Kampanye Daring Sepi Peminat Pilkada Serentak NTT

Umumnya memilih model kampanye tatap muka dan pertemuan terbatas di masa pandemi Covid-19

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Jubir KPU NTT, Yosafat Koli 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -Pasangan calon bupati dan wakil bupati pada sembilan Pilkada, sudah berkampanye selama 12 hari. Umumnya memilih model kampanye tatap muka dan pertemuan terbatas di masa pandemi Covid-19. Sementara kampanye daring (dalam jaringan) sepi peminat.

Calon Bupati Sabu Raijua Takem Radja Pono mengaku kesulitan menggelar kampanye daring karena akses jaringan internet tidak mendukung. "Selain itu, tidak banyak masyarakat di wilayah itu memiliki handphone android untuk mengakses internet," kata Takem, Senin (6/10/2020).

Hal berrbeda disampaikan Calon Bupati Manggarai Barat, Adrianus Garu. Menurutnya, kampanye daring sangat efektif. "Sejauh ini sangat efektif. Selama ini saya dan pasangan saya justru sudah mulai melaksanakannya dan banyak yang antusias," katanya.

Prajurit Baru Kodim 1602 Ende Terjun ke Masyarakat, Ini Pesan Dandim!

Ia menjelaskan, secara teknis cara yang dilakukan untuk mengelar kampanye daring itu adalah dengan melakukan kampanye "live streaming" di halaman Facebooknya yang menurut pengakuannya mencapai ribuan pengikut. Lokasi kampanye daring, bisa dilakukan di rumah atau di tempat lainnya yang nyaman.

"Dalam sepekan dua kali saya lakukan kampanye daring dan memang sekali kampanye itu kita bisa lihat berapa banyak orang yang dengar kampanye saya, karena di situ ada jumlah berapa orang yang menonton," tuturnya.

UMKM Belum Optimal Manfaat Insentif Pajak

Selain mengelar kampanye daring, pria yang akrab disapa Andre Garu ini mengatakan, melakukan kampanye dari rumah ke rumah agar bisa bertemu dan mendengarkan secara langsung keluh kesah warga.

"Saat-saat seperti ini adalah momentum mendengarkan harapan rakyat bukan memberikan janji-janji dan mengumpulkan massa. Kita ajarkan mereka bagaimana hidup sehat di saat kampanye daring. Bukan memberikan janji-janji lain," ujar Andre Garu.

Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali-Yohanis Hiwa Wunu (Paket ULP-YHW) memilih model kampanye door to door (dari rumah ke rumah) dan kampanye dialogis/pertemuan terbatas.

"Bagi kami Paket ULP-YHW atau Paket Nomor Urut dua saat ini masih pakai sistem door to door. Selain itu,kami juga kampanye pertemuan terbatas," kata Ketua Tim Kampanye Paket ULP-YHW, Ali Oemar Fadaq di Waingapu, Rabu (7/10).

Ali Fadaq menegaskan, pelaksanaan kampanye telah diatur dengan PKPU Nomor 13 Tahun 2020, yang mana tidak ada kampanye rapat umum.

Ketua Harian DPD II Partai Golkar Sumba Timur ini mengatakan,
Paket ULP-YHW selama kampanye selalu mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Kristofel Praing-David Melo Wadu (Paket Sehati) selalu membawa dan membagikan masker kepada masyarakat sebelum melakukan kampanye.

"Jadi sebelum masuk ke tempat acara, tim memeriksa peserta, terutama soal masker dan suhu tubuh. Kalau ada yang tidak pakai masker atau tidak ada masker, maka kami sediakan masker," kata Sekretaris Umum Tim Kerja Paket Sehati, Marlan Umbu Hina, Rabu kemarin.

Terpisah, Komisioner KPU Provinsi NTT, Yosafat Koli mengatakan, kampanye dimulai tanggal 26 September 2020. Tahapan kampanye Pilkada serentak akan berlangsung hingga 5 Desember 2020.

Menurut Yosafat, kampanye pada masa pandemi Covid-19 masih didominasi tatap muka dan pertemuan terbatas. Hal itu berdasarkan hasil pantaun penyelenggara Pilkada sampai tingkat desa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved