Warga Binaan Lapas Ikut KBM dari PKBM Bravostart Mataloko di Rutan Kelas II Bajawa

Permenkumham nomor 65 tahun 2016 tentang kerja antara lembaga PKBM Bravostart dengan Lembaga Rutan Kelas II B Bajawa.

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Foto: Pos-Kupang.Com/Gordi Donofan
Kepala Lapas II Bajawa (batik) bersama Benediktus Lagho saat monitor KBM di Lapas Kelas II Bajawa Kabupaten Ngada, Sabtu (3/10/2020). 

Warga Binaan Lapas Ikut KBM dari PKBM Bravostart Mataloko di Rutan Kelas II Bajawa

POS-KUPANG.COM | BAJAWA --- Manajemen Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bravostart Mataloko teken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rumah Tahanan (Rutan) Lapas Kelas II Bajawa di Kabupaten Ngada.

MoU tersebut terkait pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Lapas Kelas II Bajawa.

Direktur PKBM Bravostart Mataloko, Benediktus Lagho, mengatakan penandatanganan MoU itu sesuai surat Permenkumham nomor 65 tahun 2016 tentang kerja antara lembaga PKBM Bravostart dengan Lembaga Rutan Kelas II B Bajawa.

"Kami sudah ada MoU dengan Lapas Kelas II Bajawa tanggal 30 September 2020 lalu dan warga belajar kami yaitu sistem jemput bola kami datang mengajar di Lapas dan tatap muka setiap hari Sabtu dari 08.00 Wita-12.00 Wita sesuai dengan tingkatan. Mulai dari Paket A, B dan C," ujar Benediktus saat dijumpai POS-KUPANG.COM di Lapas Kelas II Bajawa Sabtu (3/10/2020).

Ia menyebutkan kerjasama itu baru mulai awal tahun ajaran 2020/2021 dan komunikasinya sejak tahun 2019 lalu. Namun karena wabah Covid-19, maka tertunda.

Meskipun begitu pihak Lapas Kelas II Bajawa tetap melakukan komunikasi dan akhirnya terwujud lewat MoU dan sampai saat ini sudah mulai dilaksanakan KBM di Lapas.

"Kami baru mulai awal tahun ajaran 2020/2021 dan komunikasi yang kita bangun sejak tahun 2019. Tanda tangan MoU tanggal 30 September 2020. Total warga belajar dari warga binaan Lapas Kelas II Bajawa yaitu 20 orang.
Paket A 6 orang, paket B 9 orang dan paket C 5 orang. Orangtua proaktif menyiapkan dokumen.
Kita ini ada konektifitas. Bagaimana agar mereka juga mendapatkan hak mereka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan," ujarnya.

Ia mengatakan tahun 2019 PKBM Bravostart sudah mendapatkan akreditasi dan warga belajar PKBM Bravostart yang dari Lapas sudah dimasukan dalam Dapodik. Datanya sudah dikirim dan menunggu jawabannya dari pusat.

"Saya bergerak tidak linear. Setelah saya pelajari bahwa memang di Ngada masih kurang pendidikan non formal," ujarnya.

Kendala Sarana dan Prasarana

Ia menyebutkan kendala saat ini di PKBM Bravostart Mataloko adalah soal sarana dan prasarana komputer. Dalam melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tentu sangat membutuhkan infrastruktur tersebut.

"Angakatan tiga dan empat sudah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Kendala saya ini adalah soal IT. Gedung dan sarana yang lain sudah ada. Hanya komputer dan perangkat IT belum ada. Alokasi anggaran untuk PKBM untuk IT. Geser ke tahun 2021. Tenaga-tenaga memang juga. Insetif mereka dari pemerintah belum ada. Mereka tutur saya ini sarjana semua, saya berikan sedikit-sedikit untuk mereka. Jumlah warga belajar 390 peserta terdaftar," ujarnya.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngada (Vinsen Milo) yang telah memberikan perhatian kepada PKBM Bravostart Mataloko.

Apresiasi dan Mendukung

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved